Pages

Selasa, 12 Juni 2012

All About Me


About Me
Azkha Ihsasul Hayya yang punya nama asli Dede Zaenab, lahir di Bogor 19 April 1990. Aku terlahir sebagai anak ke-dua  dari empat bersaudara, KakakKu tercinta lulusan dari analis kimia Bogor dan sekarang bekerja di  salah satu perusaan swasta di Sukabumi, Adikku yang laki-laki masih sekolah di belajar di tingkat SMA sambil pesantren, dan adikku yang paling kecil masih duduk di bangku SD.
Aku sangat bersyukur karena terlahir dari Orangtua yang sangat baik, rendah diri, dan bijaksana. Aku terlahir dari keluarga yang sederhana. Pokoknya aku akan menuturkan kisah hidupku

dari mulai lahir *kaya yang inget adza, pas waktu SD, masa-masa Tsanawiyah di pesantren, Sekolah di MAN tapi tetap jauh dari orangtua, dan segala macam antek-anteknya hingga aku bisa nulis seperti sekarang ini. Mudah-mudahan gag ngebosonin dan dapat hikmah yang di ambil. Amin……
With LoVe dZ,

Pas Aku Lahir Ampe Sebelum Masuk SD
Aku lahir dipagi hari pada hari kamis. Kata Umiku *he,he. Aku terlahir sebagai seorang perempuan. Aku tidak mengetahui orang tuaku saat itu senang atau tidak menyambut kedatanganku ke alam dunia, tapi yang pasti untuk sekarang ini aku adalah orang yang paling dikasihi oleh kedua orangtuaku *he,he bangganya.
Aku tahu dari informasi yang aku dapatkan dari Umiku, kalau aku itu bisa tengkurep di usia 4 bulan, mulai tumbuh gigi di usia 7 bulan, bisa ngoronang *apa ya bhs indonya?? Di usia 8 bulan, bisa berdiri sekaligus mulai pinter komat-kamit di usia satu tahun alias 12 bulan, dan mulai bisa berjalan  pada usiaku 15 bulan. Aku tidak tahu pasti akan setiap kejadian yang aku alami saat itu, yang pasti aku bisa melawatinya dengan selamat ampe aku bisa pinter kaya sekarang ini.
Ada hal yang istimewa di saat balita yang bisa ku ingat sampai sekarang, *apa ciy? ciy apa? He,he, Aku mudah banget nangis alias cengeng dan aku bisa berhenti nangis asal aku  bisa mendapatkan beberapa ratus rupiah recehan *terkesan matre ya gag ??au akh gelap..Dan lagi aku lebih senang main sama anak-anak cowok, seperti main kelereng, layang-layang, bebentengan, tapi disamping itu juga aku memilki banyak koleksi BP, berbi, rumah-rumahan, alat-alat masak bohongan, dan banyak lagi yang mainan yang merupkan warisan dari tetehku.
Tapi aku sedikit merasa sedih karna setiap kali aku ingin watching television aku harus nyelundup ke rumah saudara atau tetanggaku, because why?? Because I don’t have  television dan umiku terkenal dengan Aspeknya * he.he, bersyukur dech karna itu sikapku tidak terkontaminasi dengan gaya-gaya orang kota. *huft…….! Sampai pernah kami  sebagai anak demo besar-besaran pada sang ayah, kami mengancam kalau tidak dibelikan maka kami akan mogok makan dan sekolah, alhasil ayahku tetap bersikukuh untuk tidak memiliki barang yang Umiku bilang sebagai tipu  makanya disebut tivi. Saat itu kami hanya bisa menerima kenyataan pahit, benar-benar hampa hidupku saat itu.

Rumahku dekat sekali dengan pesantren dan sekolah diniyah dan itu membuatku tertarik buat masuk diniyah lebih awal dan masuk pesantren juga, tapi walaupun di pesantren tetep saja bobo harus di kasur yang empuk alias pulang ke rumah setiap hari. Tahun berikutnya aku menyusul memasuki sekolah dasar.
Masa Es-De
Pagiku cerahku matahari bersinar
Ku gendong tas merahku di pundak
Slamat pagi semua ku nantikan dirimu
Di depan kelasmu menantikan kami
Guruku tersayang guru tercinta
Tanpamu apa jadinya aku
Tak bisa baca tulis mengerti banyak hal
 guruku terima kasihku….
Nyatanya diriku kadang buatmu marah
Namun segala maaf kau berikan
Saat umurku 7 tahun, aku baru masuk sekolah, beda sama temen-temen yang lain yang rata-rata masuk sekolah di usia 6 tahun. Aku sekolah di sekolah dasar negeri Sukamanah, berbeda dengan teman-teman sepermainanku yang masuk ke Sekolah Dasar Cipetir, Aku pun tak biasa memahami kenapa aku berbeda dengan teman-teman lainnya. Seiring berjalannya waktu, ku bisa menikmati hari-hariku bersama temen-temen baru aku di sekolah SD.
Aku tinggal di Cinangka dan sekolah ku di sukamanah, hanya selisih satu Rw saja. Namun ketika aku pergi ke sekolah harus melewati kebun, sawah,  bahkan pemakaman. Aku teringat sewaktu masih baru-baru masuk sekolah, aku tidak berani pergi sekolah sendirian, kalau tidak ditemani dengan pamanku, aku sering kali pergi ke sekolah bersama-sama teman-teman.
Indahnya masa-masa SD ku, teman- teman mengenalku seperti mengenal seorang laki-laki, karna aku memiliki kegemaran yang biasa dimiliki oleh anak laki-laki, seperti halnya main kelereng, layang-layang, bahkan main sepak bola. Aku pun lebih sering main bersama anak-anak laki-laki.
Selain sekolah dasar, aku pun masuk ke sekolah Diniyah pada waktu siang hari, dan sekolah diniyahku tidah jauh dari rumahku, hanya butuh beberapa menit saja untuk sampai ke sekolah diniyahku. Aku memiliki banyak teman-teman. Teman SD yang gokil-gokil, teman diniyah yang pada kalem, dan temen-temen pengajian yang hoby bercanda. Indahnya masa itu seakan aku ingin kembali menikmatinya, tanpa beban dan masalah seperti apa yang  sering aku alami selama ini. * cie,cie,,,,,
Aku teringat akan peristiwa di diniyah dulu, aku pernah tak naik kelas pada waktu kelas tiga, * kok bisa,,,??? Entahlah, karna mungkin aku masih dibawah umur dan tidak mampu menyamakan posisi dengan teman-teman yang lain, disitu aku merasa terpukul, namun ternyata dibalik semua itu banyak hikmah yang didapatkan, selain dari teaman-teman yang baru untukku, aku juga bisa bersaing dengan teman-teman yang lain, bahkan di caturwulan pertama aku bisa masuk sepuluh besar, bahkan seterusnya aku bisa masuk tiga besar dan sering kali dipilih untuk mengikuti lomba cerdas cermat. Namun sayang, selama masa diniyah aku tidak pernah bisa meraih juara satu, entah kenapa sobatku Wina Sriwinarti tak pernah biasa dikalahkan. Huft,,,,,,!
 

Teringat sebuah peristiwa bersejarah ketika orang tuaku baru pulang dari haji’an, aku tidur disamping ibuku dan pas bangun tidur semua badanku sudah basah kuyup *malu-maluin y gag?? Saat itu aku baru masuk sekolah SD *maklum dech y masi kecil,,,Gimana gag malu coba, wong dirumah itu lagi banyak banget sodara-sodara kumpul nunggu ngebongkar oleh-oleh dari Arab. Kalau boleh sedikit bercerita, pas umi dan ayahku menunaikan ibadah haji, aku dan saudara kandungku di urus sama keluarga pamanku, alias semua dari keluarga pamanku tinggal dirumahku,,huft,,,,?ya walaupun nambah teman bermain, tapi aku sering kali merasa mereka merenggut uang jajan yang kalau tidak ada mereka benar-benar menjadi milkikku * benar-benar matre,, y ,,,?? Entahlah,,, saat itu aku merasa memilki ibu dan ayah tiri, tapi ada enaknya juga, soalnya kalau aku minta sesuatu dan gag dibeliin aku sering kali mengancam kalau aku akan melaporkan perlakuan bibiku itu pada orang tuaku kalau mereka pulang, alhasil aku sering kali mendapatkan apa yang aku mau,,,,* senengnya,,,,,. Beberapa hari kemudian aku dengar bahwa kedua orang tuaku akan segera pulang, otomatis kami langsung sibuk untuk mempersiapkan mobil untuk menjemput mereka. Tiba saat penjemputan, pagi-pagi sekali aku sudah ribut untuk persiapan perjalan ke pondok gede itu, adikku yang paling kecil yang masih berumur 2 tahun diajak untuk ikut, padahal sebelumnya orangtuaku berpesan untuk tidak mengajaknya.
 Kagetnya setelah sampai dipondok gede dan bertemu dengan kedua orangtuaku, adikku yang paling kecil itu merasa takut ketika umiku ingin menggendongnya, sepanjang perjalanan adikku itu hanya ingin bersama ayahku, *sedihnya,,,,. Dua hari setelah kedatangan orangtuaku itu, adikku yang paling bontot itu pergi meninggalkan kami semua, dan selama dua hari itu ibuku tidak sama sekali menggendongnya, wajar ketika itu umi langsung pingsan. Ini masih menjadi misteri buatku,,,,.
Satu lagi yang tidak bisa hilang ingatan, tidak lama setelah  kematian adikku itu, tergantikan oleh sosok yang mungil, lincah, dan lucu. *Adik baru, sejenak kami bisa melupakan kesedihan itu, namun di usianya yang ke 2,5 tahun, yang lagi lucu-lucunya dan baru berani ke warung sendiri, adikku itu sakit panas * panaaaaaaaaaaas banget, aku sendiri tidak tega melihatnya *masa ciy,,,,. Ketika aku terlelap tidur, saudaraku membangunkanku dan ngasih tau kalau adikku telah kembali menyusul Endu *hiks,hiks,hiks,,dan yang membuatku kepikiran ampe sekarang, adikku itu disepanjang sakitnya selalu menyebut umi, umi, umi,, tak ada ucapan lain yang keluar dari mulutnya selain panggilan umi, beda banget sama Endu yang sebelum meninggal hanya ingin di gendong sama ayah dan sama sekali seperti tidak mengenal umi. Ada apa y,,,?
Sekolah yang Menyimpan Misteri
Kok aku kasih judul gytu y,,wajar saja kali soalnya sekolahku itu berada tepat di belakang pemakaman *ikh,,,serem, aku juga heran kenapa aku mau sekolah disitu,, dan lagi di sekolahku itu ada penghuni setia *orang gila,,,,,,. Setia banget sampai sekarang pun masih ada, setiap pagi dia tidak nampak di sekolah * cari nafkah kali y, namun kalau aku berangkat lebih pagi tarohlah sebelum jam 6, dia masih stand by disitu, dan akan kembali sekitar jam 5 sore, *kok tau se’detail itu, jangan-jangan dulu ng’fans y,,,? Enak adza…. Tapi santai adza, dia gag jahat kok, dan dia juga tidak pernah terlepas dari bajunya, gag seperti orang gila yang sesekali aku lihat di kota bandung ini,,,* ikh serem,, bugil,,hayooooo. Pernah suatu waktu bertanya pada warga sekitar tentang penyebab kegilaannya * peduli banget y,,? Dan ternyata dia gila karena batal kawin, yang membuat dia stress karena undangan telah disebar dan mungkin cinta mati sama yang jadi calon istrinya * kasian banget y,, mudah-mudahan ini tidak terjadi pada  calon pendampingku, amit-amit dech,,,
Hal itulah yang menyebabkan pada setiap acara kenaikan kelas tidak pernah ada pesta atau acara tari-menari dan sejabanya. Namun aku tak pernah kehabisan akal, karena ayahku salah satu bagian dari SDN Cipetir II, SD tetangga, aku selalu ngintil dan menikmati meriahnya acara kenaikan kelas, ya walaupun bukan disekolahku dan bersama teman-teman yang tidak seperjuangan. * segitunya y,,,,.
Terobsesi To Be Star…
Jangan salah loch,, si Aku ini selalu pengen jadi juara gag di kelas, di rumah, di pengajian,,nyadar-nyadar sekarang dech lw aku ini kayanya egois bgt,,tp aku gag pernah ciy ampe ke dukun atau ngelakuin aksi anarkis bwt dapetin yang aku mau,,*cie,,cie,, meuni asa,,
Keingetan,dulu tuch aku ini bukan anak manja atau ngemanjain diri, gag pernah tuch merengek-rengek lw pngen di beliin apaaa gytu,,ayah dan umi ku memperlakukan aku sebagai anak sewajarnya, agak beda dengan kaka ku,dan adik cwokku, karna kakakku anak yang sangat dinantikan, scara dia anak pertama yang lahir dan ada ampe sekarang *alhamdulillah…, mudah2an dikasi umur panjang, soalnya kakakku yang 4 sebelum aku lahir pun sudah tiada,,hiks,hiks, kayanya lw sekarang pada kumpul enak y,,banyak ampau yang didapat saat lebaran,wkwkwkwkwk….and adekku yang cowok manja banget, ngerasa anak cowok atu-atunya kali y,,padahal dia tuch gag ada apa-apanya *sirik nie,,dendam terpendam kayanya,,.Tapi alhamdulillah sejak aku masuk SD and selalu masuk tiga besar, aku diperlakukan istimewa,, ya walaupun tak ada hadiah materi yang ku dapat saat kenaikan kelas. Pernah pas kelas 5 kalo gag salah aku dapat ranking 7, tapi untungnya ntu pas caturwulan ke _2 and pas caturwulan ke_3 aku bisa masuk tiga besar lagi,,

Oiya, aku ini termasuk anak yang rajin nabung pula, ya walaupun uang yang aku tabung dari uang saku yang aku dapat setiap pagi, lw pnegen jajan minta lagi,,*pinter bgt y akalnya,,,.truzzz pas abiz kenaikan kelas, ayahku suka ngajak anak-anaknya bwt jalan-jalan kemana gytu, tapi aku jarang sekali ikut, soalnya takut mabok*wkwkwk ketauan lw dlu’y tukang mabok. Aku lebih asyik diem dirumah dengan uang jajan 10x lipat dari biasanya. Pernah pas kelas 6 sebagai hadiah istimewa sudah bisa membuat tersenyum sang Ayah aku diajak buat main ke Lampung, hanya aku yang diajak tidak dengan saudara-saudara yang lainnya. Pertama kali jalan jauh-jauh plus pertama kali naik kapal laut walaupun Cuma beberapa jam, tapi asli,,!! pas ntu aku mabuk bgt, gag bisa nikmatin asyiknya nikmatin pemandangan, nikmatin pasir putih, sunset di tengah-tengah laut, pokoknya yang ada dalam pikiranku saat itu pngen ada dikasur yang empuk dikamarku. Tersiksa banget rasannya,,Tapi alhamdulillah sejak saat ntu aku gag mabok lagi alias hobinya ngabisin uang buat ngunjungin tempat-tempat baru.
 
Karena ku selalu terobsesi buatt jadi yang terdepan, makanya pas di Diniyah ngadain lomba puisi, aku ikut,, aku tampil dengan PD’nya dengan ekspresi yang ku buat sendiri plus gerak gerik tangan yang kurang nyambung, dan akhirnya aku bisa jadi Juara Satu. Oiya, pas SD juga pernah loch diajak ke kecamatan buat lomba bahasa indonesia, tapi pas liat tampilan anak-anak lain yang rapi plus kayak orang pinter gytu, aku agak minder, alhasil aku gag masuk sepulh besarpun.
 

Dari kecil aku lumayan dah jadi orang sibuk, padahal harusnya masa kecil ntu bagusnya main y,,, pagi-pagi aku harus masuk sekolah SD, siangnya ke diniyah, sorenya ngaji, alhasil hanya disela-sela itulah aku bisa main, atau kadang aku memanfaatkan waktu di kelas, atau pengajian buat main, alhasil dapat teguran alias punishment dari bapak guru.
Masalah percintaan tak begitu rumit waktu di SD mah, secara istilah pacaran waktu itu tidak terlalu marak. Kebetulan saat itu aku dan teman sekelasku hanya berjumlah 28 orang, 14 laki-laki dan 14 perempuan kalo tidak salh, jadinya sejodoh, aku dapat pasangan si Sapru yang biasa jadi saingan, ya lw aku juara satu, dia dapat juara duan dan sebaliknya. Tapi itu hanya iseng adza tidak berlanjut sampai sekarang.
Masuk ke jenjang SMP
Dari pas kelas lima SD, aku sudah punya niat buat masuk pesantren, kayaknya asyik gytu jauh dari orang tua dan dikasih uang lebih daripada tinggal dirumah. Alhasil pas selesai kelulusan, ayahku mengajak aku buat nengok calon pesantrenku, tempatnya itu di Parungkuda, deket jalan, deket pasar pula, strategis banget,,, tapi sayangnya di sekolahnya tidak ku temukan laboratorium komputer, alhasil aku menolaknya, ya walaupun sedikit menyesal. Keesokan harinya aku diajak buat lihat pesantren rekomendasi dari teman ayahku, tepatnya di panagogan, Gunung Endut, Sukabumi. Entah kenapa saat masuk gerbangnya, aku langsung tertarik, kayanya nyaman banget buat nuntut ilmu, plus sudah ada laboratorium komputer, walaupun tepatnya di kota-kan alias pegunungan.
Beberapa hari sebelum masuk sekolah aku diantar ke pesantren hanya diantar dengan ayahku, tapi itu tak membuatku su’udzon, toh aku yakin umiku juga sayang banget sama aku.
Sampai dipesantren aku disambut hangat oleh teh Hj. Endeh dan the HJ. Esih, kebetulan aku juga masuk kesitu bareng sama teman SD ku Dini, aku dan Dini dititipkan ke teh Tuti yang merupakan Roisah saat itu, kesan pertama kayaknya galak gytu,. Seminggu kemudian Dini sudah ditengokin lagi oleh orangtuanya, dan aku hanya dititipi selembar surat dari keluargaku, pertama kalinya aku nangis karena sebelumnya aku gag nangis beda sama teman-teman anak baru lainnya yang pada nangis setiap malem.
 

Hari demi hari aku lewatin. MOS,, ketemu sama teman-teman baru, kebetulan aku beda kelas sama Dini, alhasil aku dikelas Cuma sendiri, aku tidak inget bagaiamana aku kenal sama gita, ia, acuy, Ui, datuy, and temen-temen lainnya. Pokoknya aku ngerasa nyaman banget temenan sama mereka, jajan bareng, ngerjain PR bareng-bareng dikelas, dan sekali-kali badung dikit bareng mereka.
Pernah pas kelas 2, aku disuruh jadi ketua kelas, pas aku menyampaikan misiku buat bisa menjadikan kelas terbaik dibandingkan dengan kelas lainnya, temen-temen sangat setuju, tapi pas aku bilang kalau gag ada guru pun kita tetap belajar, mereka nyorakin aku alias tanda tak setuju. Tapi aku tetap jadi ketua kelas pula.   
Sekolah sambil pesantren, lumayan pusing.. Bangun pagi-pagi, trus shalat berjamaah di mesjid, sorogan ampe jam 6, truz siap-siap buat sekolah. Masalah mandi dipesantrenku merupakan masalah yang slalu jadi kontrovensi, sebelum mandi harus ngantri panjang mulu, harus nyarter dlu, tapi untungnya aku sekamar dengan orang-orang yang rajin bangun pagi, alhasil ketika aku bangun tidur aku bisa langsung mandi. Tidak seperti temen-temen yang lain kalo pagi hari suka riweh. Belom lagi masalah sarapan, riweh pisan, tapi pas kelas satu aku masih ikut kos, alias makannya disiapin sama ibu pesantren. Beda lagi pas aku masuk kelas dua, aku ikut kelompok masak dan setiap pagi dan sore harus masak, tak ada kompor apalagi kompor gas, ketika aku pengen makan mie pun harus bercucuran aira mata dulu karna kami hanya menggunakan kayu bakar *qonaat ney….., mending kalau kayu bakarnya kering, lah ini kadang-kadang kayu bakarnya basah. Benar-benar  hidup yang penuh perjuangan dan dituntut buat mandiri. *Cayooooooo….!!
Siangnya aku belajar di sekolah, waktu istirahat aku habiskan buat nongkrong di kantor karna sudah terlanjur deket dengan guru-gurunya, aku sudah terbiasa disuruh-suruh buat ngebeliin makan  atau sekedar nyeduh kopi. *jadi siswa yang berbakti ceritanya.. Tapi aku ngerasa nyaman tidak merasa terbebani, serasa punya orang tua banyak.
Jam satu aku pulang sekolah, istirahat setengah jam trus langsung pengajian balaghan sampai ashar. Setelahnya shalat berjama’ah dan langsung sorogan ampe jam 5 dilanjutkan buat bantuin masak ampe beres, mandi *kadang-kadang kalo ada waktu. Maghribnya harus jama’ah berlanjut belajar Al-qur’an, shalat isya berjama’ah dan langsung ngaji lagi ampe jam 10. *hebat banget y,, secara dulu pas masa itu aku soleh banget, nurut bnaget sama guru, dan ngerasa masih kecil ciy, gag kenal cowok, pokoknya belajar dan belajar,,, berjuang dan terus berjuang, jangan sampai ngecewain orangtua.  Life is Struggle_
Alhasil setiap smester aku tak terkalahkan *cie.cie pamer niy,, gimana gag bangga anak pesantren yang punya bejibun kegiatan bisa ngalahin anak-anak yang gag pesantren. Pernah loch pas Ultahku pas kelas dua, gita ngasih kado and di ucapannya ngancam aku agar aku jangan rajin belajar, dia pengen ngerasain jadi juara satu. *he,he,, emang cyp yang suka belajar, kerjaannya sebelum bobo ntu ngerumpi.

Aku juga ikut kegiatan pramuka, kelas dua dah diangkat jadi pratama, paling sering ikut camping, padahal di pesantrenku itu paling sulit minta izin buat ikut kegiatan keluar. *kok bisa,,,?? Secara pas ntu sekelas sama yang punya pesantren and kita itu nyobat banget, aku suka diizinin buat ikut camping ntu karena sekalian suruh nemenin sang anak tercintanya. AKu dan sobatku lia itu ikut kegiatan pramuka kecamatan pula, setiap minggu latiahan di kecamatan, dianter pakai mobil krista *gimana gag buat orang sirik coba,,,?? Pernah pas ikut camping di jampang, walau campingnya Cuma 2 hari tapi ngebuat wajahku yang item manis jadi kayak item sawo buruk, *wkwkwkwk..
Di masa Tsanawiyah ku ntu ada istilah kakak angkat adek angkat gitu, aku juga punya kakak angkat, dia Pradana di pramuka, sering kali anak-anak Aliyah ngajar pramuka di kelas kita, jadinya aku kenal dekat, kita dah kayak sodara banget, dia baik dan perhatian. Ampe pas abis lebaran aku kasih surat ucapan idul fitri, dan diujungnya aku tempeli gambar eceng sebagai signature (with love dz), dan itu membuat dia ngambil kesimpulan kalau aku cinta sama dia, * wkwkwk,, padahal itu tu signature ku karna kau nyontek signatur teh Liestrya. Itu ngebuat dia kirim surat buat mengungkapkan perasaan cintanya *maklum belom musim hp. Tapi aku tak menerimanya, karna aku tak lebih menganggapnya sebagai seorang kakak. Dari situ kita jauhan, tak pernah komunikasi lagi apalagi ketemuan walau hanya sekedar curhat sadja. Aku hanya mendapat secarik kertas selesai kelulusan ucapan selamat plus permintaan maaf. Dan dari situ aku dapat kabar kalau dia jadian sama teh Dede, merupakan temen deketku juga di Pesantren, biarlah,,,toh aku sendiri emang ngerasa gag punya rasa sama kakak angkatku itu, hanya sadja aku ngerasa kasih sayang dari kakak angkatku itu terenggut sama pacarnya, *Curhat nieeee. Sudahlah semua itu sudah berlalu dan kita pun tak pernah komunikasi lagi hingga ampe sekarang.
 

Di Pesantren aku deket banget sama teh liestriya dan teh Maria, mereka seperti kakak dan ibuku, mereka perhatian banget dan mereka sering kali mendampingiku saat aku susah, tidak memahami pelajaran, ataupun saat aku sakit. * Makasih banyak ya teh,,, tapi itu tidak mulus ampe aku lulus, karena aku ngerasa aku takut tak bisa hidup tanpa mereka, jadi sebelum lulus aku sedikit ngehindar, aku sangat ngejaga jarak sama mereka. Dan itu membuat mereka bertanya-tanya dan membuat mereka merasa bersalah. Tapi aku berhasil buat mereka paham atas apa yang aku lakukan. Kegiatan rutin kita itu kalau mau ke kamar mandi malem sebelum tidur, kita harus bareng-bareng tidak boleh tidak, kalau tak bareng berarti ada sesuatu yang tak beres. Sejak itu pun, setiap aku pulang ke rumah, oleh-oleh yang harus ku bawa adalah sambal ati dan semur jengkol karena itu merupakan makanan favorit kita. Dan sejak deket sama mereka aku jadi hobi baca buku, aku termotivasi sama teh Liestriya yang pinter banget plus dewasa. Aku dipaksain buat baca buku, dan alhasil pertama kali aku baca novel LAila-Majnun ampe 15 hari, *wajar,, permulaan, sementara teh Liestriya sendiri kalau baca novel tebel tuch paling hanya menghabiskan satu atau dua hari sadja. Sampai-sampai pas ultahku yang ke-14 tahun aku dikasih buku 13+ sama teh maria atau lebih akrabnya di panggil teh Za’o.
Kebiasaan kami pun kalau ada salah satu dari kita ada yang mau pulang, malemnya harus kumpul dulu, kalaupun enggak bikin surat and suratnya disimpen di atas lemari, teh maria tuch kalau bikin surat ujung-ujungnya pasti dibakar, lucu and kerasa romantis banget dech,,,*Huss..! he,he.
Aku pun punya penasihat 1 dan penasihat 2, alias orang-orang yang selalu bersedia ngedengerin curhatku dan ngasih siraman-siraman hangat plus kata-kata ajib yang bisa ngebuatku semangat 45 buat belajar. Mereka berarti banget buat hidup aku, tiada duanya dech.

Keingetan waktu POPDA  ( Pekan Orientasi Pondok Pesantren Darul Ahkam ), aku mengikuti dua perlombaan, ikut tahfidz hadist arbain dan bahsul kutub safinah, alhamdulillah dari lomba itu membuat aku terkenal di seantero Darul Ahkam, banyak temen-temen dan kakak kelas yang menjuluki aku helikopter, blender, pemecah rekor atau julukan-julukan yang lainnya, itu karna katanya pas aku persentasi hafalanku di depan guru-guruku katanya cepet banget bak blender dan lolos ampe 42 hadist, tidak seperti temen-temen lain yang hanya 10 ampe 20 hadis yang mereka hapal. Jangan salah loch sainganku banyak mereka yang anak ALiyah, ya walaupun di pengajian sekelas, tapi kan kalau dari segi umur mereka tiga tahun lebih tua dari aku. Mau tau rahasianya,,,??? Itu karna aku anaknya nurut banget, jadi sebelum persentasi aku tidak menghapalnya, tapi aku hanya mengulang-ngulang sadja, karna jauh-jauh hari aku sudah menghapalnya, targetnya apa yang dipelajari hari ini besoknya harus hapal sebelum mendapatkan pelajaran baru hadist arbain.
Dan tak disangka aku pun dapat juara pada perlombaan bahsul kutub, padahal preferku tidak terlalu maksimal, aku hanya sedikit membaca mengulang-ngulang dan ketika persentasi pun alakadarnya sadja, sebisanya adja. Tapi hasilnya membuat ayah dan Ummi ku tersenyum bangga.
Pada POPDA selanjutnya pas kelas 3, aku jadi jagoan santri putri buat perlombaan hapalan mukhtar hadist, tapi aku tak bisa lolos jadi juara, aku hanya mendapat juara 2, juara pertama diraih oleh Jael santri putra salafi alias gag sekolah. Wajar adja wong saat itu lagi musim persiapan buat UAS tapi aku harus mempersiapkan buat perlombaan pula, beda dengan Jael yang bisa fokus ngapalin karna dia tak sekolah. Dapat juara 2 juga uwdah alhamdulillah.

Pernah pas sekolah mau akreditasi, aku ikut sibuk menyiapkan semuanya, bikin perpustakaan dadakan, ngeberesin ruangan kepala sekolah ampe larut malem bersama guru-guru dan kepala sekolah. Paginya pas akreditasi, aku pun ikut disuruh ngisi kuesioner dari penguji sebagai perwakilan dari siswa. *Serasa gimana gytu ya,,,??
 Di OSIS aku duduk sebagai bendahara, setiap minggu keliling kelas buat minta uang kas OSIS, alhasil itu membuatku dikenali oleh adik-adik kelasku. Makanya pas waktu duduk di  sekolah tingkat SMA pas aku main ke TSanawiyah, banyak adik kelasku yang teriak-teriak histeris *he,he,he gag boonk kan,, serasa jadi seleb gytu…,?

Oiya, walaupun pesantrenku berada di dataran pegunungan, tapi sekali-kali pernah mengalami kesulitan air yang membuat semua santri tidak bisa mandi, wkwkwk, kalaupun mandi, harus berjalan ke sungai dulu, kurang lebih perjalanan setengah jam, Ci Tadah  gytu loch, untuk sampai kesana kita harus melewati sawah-sawah, kebun-kebun plus kandang ayam pula. Kalau kayak gini keadaannya, kita bangun pagi jam 3 dan mencari air buat wudlu shalat subuh plus harus nahan kentut di jalannya. *wkwkwkwkwkwkkk,,,.
Benar-benar hidup tidak selalu mulus sesuai dengan apa yang kita inginkan, butuh perjuangan dan pengorbanan. Modal utama dari semuanya adalah sabar, sabar, dan sabar. Aku ingin bisa sekokoh kurma di padang pasir dan setegar karang di lautan.

Kenaikan kelas di Sekolahku tidak terlalu istimewa, waktu kelas satu kita jalan-jalan bareng se-Yayasan ke situ gunung, ngadain beberapa permainan, pembagian rapot, langsung dikasih rapot. Kelas duanya acara kenaikan kelas disekolah, aku mendapat tugas buat bacain shalawat plus bacain kata-kata buat kelas tiga yang lagi kelulusan. Kelas tiganya hanya mengadakan perayaan sederhanaa. Namun kita sekelas inisiatif buat maen bareng-bareng ke Pelabuan Ratu buat merayakan kelulusan kita. Berangkat dengan mobil dogong (buat ngangkut domba gytu), tapi jangan salah kita fun bangeut, seru abiss,, nyanyi-nyanyi di jalan, maenin gitar, melawan ombak bareng-bareng, asyiknya tiada tergantikan. Ya walaupun aku perginya sembunyi-sembunyi alias gag bilang buat ke pelabuan, bilangnya hanya maen ke rumah temnen adja. *Maafin aku bunda…..
Ada lagi acara tahunan di sekolahku, POSDA ( Pekan Orientasi Sekolah Darul Ahkam ), tapi aku ini selalu jadi panitia, padahal kepanitiaan di dominasi sama anak-anak SMA. Perlombaan berkisar kaya lomba pidato, puisi, dan olahraga. Enjoy banget karena aku bisa punya banyak teman dari anak-anak Aliyah.
Ketika duduk dikelas dua, aku dan temen-temen ikut perlombaan se-MTS Sukabumi, aku ikut di Jalan Santai,, pertama kali ikut perlombaan, dari tiga perlombaan kami mendapatkan kejuaraan jalan santai dan tenis meja. Lumayan,, selain pengalaman dan teman bertambah, hadiah pun dapat diraih.

Selama aku pesantren disana, aku hanya beberapa kali pulang ke rumah, setahun hanya mendapat kesempatan 4x pulang, pas Idul Fitri, Idul Adha, Munggah (satu hari sebelum ramadhan), dan pas waktu liburan sekolah sadja. Dan kalau ada acara apa-apa di rumah dan harus pulang, pulangnya harus dijemput.
Ketika di rumah aku punya kebiasaan rutin, harus main ke bogor untuk sekedar belanja atau main sadja. Karna ketika di Pesantren, santri tidak boleh keluar apalagi izin ke pasar. Karna di pesantren telah disediakan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh para santri, seperti peralatan mandi, peralatan masak, perlengkapan makan dan sekolah, baju, sendal, sepatu, pokoknya semuanya yang dibutuhkan oleh para santri sudah disediakan oleh pesantren tinggal beli adja. *he,he,.

Pernah waktu liburan Idul Adha aku dan teh Syifa main ke rumah teh Devi di Cipeteuy, daerah kalapanunggal, perjalanan yang jauh plus yang pertama kalinya, disana udaranya dingin banget secara disana sini terlihat gunung dan kebun teh yang ajib bangeut. Keesokan harinya, kita bertiga main ke Gunung putri daerah Bogor, sayangnya kita hanya sampai sadja, karena perjalanan macet dan mobilnya muter. Setelah kita shalat dan makan, kita terpaksa langsung pulang karena besoknya Idul Adha. Sampai Di Ciawi, aku tak dapat mobil, calon penumpang banyak banget, sementara angkot yang lewat penuh terus, hari sudah sore, sehingga aku terpaksa naik angkot dan hanya duduk nempel sadja, tapi itu tidak lama karena beberapa menit kemidian ada yang turun sehingga aku bisa duduk nyaman dan sampai di rumah dengan selamat. *Alhamdulillah
Di pesantrenku dulu memiliki siaran radio Snada, dan aku sering kali rekaman dengan teman-temanku, ade, teh nunu, teh renty, dan teh uma. Kami terbiasa rekaman shalawat dan terbiasa diputar di saat sebelum adzan tiba. Aku juga pernah dipilih untuk membacakan do’a setelah adzan dan ampe sekarang masi di diperdengarkan setelah selaesai adzan, dari situ aku punya angan-angan untuk bisa jadi penyiar radio.

Kebiasaan di Pesantren kalau ada yang lagi ulang tahun pasti selalu dikerjain, begitupun dengan aku, pas aku ulang tahun di kelas satu aku kehilangan uang plus uang di celengan juga, aku kelimpungan setengah mati, kemana larinya uangku, selama di pesantren itu aku belum pernah merasa kehilangan. Ternyata eh ternyata teh Maria yang berhasil menyembunyikan uangku plus berhasil membuatku nangis. Lalu pas aku kelas 2, semua pakaianku di obrak-abrik dan pakaian yang jadi rahasia negara di pampang di jemuran depan dan banyak sekali pakaian kebangsaanku yang di pasang corat-coret dengan kalimat-kalimat yang memalukan, ternyata di balik semua ini teh erna biang keroknya.
Beranjak ke Ulang tahun kelas 3 aku sudah antisipasi membawa kunci kemanapun aku pergi, kunci tidak lepas dari tanganku, namun ternyata dibalik dugaanku, setelah pulang sekolah mulai dari kelas aku sudah dapat telor gratis plus terigu *coba adza dimanfaatin buat bikin martabak telor, enak kali y,,. Ketika perjalanan menuju asrama pun aku dapat telor gratis pula dari adek dan kakak kelasku, *apes sudah, entah tampangku saat itu seperti apa. Sampai di asrama ceplok telor lagi dari teman sekamarku hingga sampai aku beranjak ke kamar mandi pun masih ada telor menghampiri kepalaku. Setelah aku merasa yakin kalau temen-temanku merasa puas ngerjain aku, aku langsung menuju kamar mandi, namun kenyataannya tidak demikian pemirsa, ketika aku mandi pun masih ada dua telur mengenai kepalaku, entah dari siapa lagi itu, yang pasti perasaanku campur aduk antara seneng dan kesal. Aku bahagia karena temen-temen ku inget akan ulang tahunku, tapi di sisi lain aku merasa kesal banyak telor yang mubajjir plus pusing banget kepala ini. Entah berapa set shampo yang aku habiskan untuk mencuci rambutku. Selesai mandi, aku langsung beranjak untuk ganti baju, alhasil aku menemukan beberapa kado imut dari teman-temanku, alamak,,, seneng nya,,, makasii banyak y kawan,,,! Tidak akan terlupakan sampai kahir hayatku. *ikh lebay pisan….
 

Lupa kalau waktu kelas dua, aku pernah maen ke pangandaran, gratis’an, hadiah dari depag buat yang jadi juara dikelasnya ditemani kepala sekolah, *sebuah kebanggan… kita berangkat 3 bus yang diisi oleh beberapa teman-teman se-MTS se-Sukabumi. Namun ternyata aku bisa berjumpa dengan sebagian teman di bus ketika aku masuk ke SMA.
Beranjak Ke Masa SMA
 Selesai studi di Madrasah Tsanawiyah aku melanjutkan ke Madrasah Aliyah Negeri Cibadak, walaupun sangat sulit sekali meminta restu plus izin dari guru-guruku di Darul Ahkam *secara anak baik kali y, jadi mereka gag rela buat ngelepas aku, wkwkwkwkwkwk. Tapi asli aku pun dengan berat hati meninggalkan pondok itu, secara pondok itu telah membuatku jadi gag oon lagi, aku bisa punya banyak  temen, pelajaran, plus pengalaman yang tiada terhingga. AKh Ery, Pak Edy, Pak Jajat, Teh haji2, teh tuty,teh lies, teh omah, teh mamay, de windy, de saropah, teh renty, teh syamsi, eceu dan khususnya akang tercinta yang tiada duanya yang sangat bijaksana sekali. Terima kasihku untuk guru-guruku.
Cinta kawan yang tak sepadan
Cinta guru yang  tak berujung
Cinta ibu-bapak tak berbalas deberikan sepanjang jalan
Cinta Rasul bagaikan air mengalir pada umat-Nya
Cinta Allah sebuah misteri bagi setiap hamba-hambanya
 

Pertama kali aku menginjakkan kaki di MAN Cibadak, aku merasa berada di dunia yang baru aku kenal, di antar daftar dengan ayahku dan saat itu juga aku langsung di interview sama panitia penerimaan siswa baru disana. Keesokan harinya aku pun datang ke MAN 2 bogor untuk observasi aku juga tertarik buat nuntut ilmu disana, secara bersebrangan dengan gramedia plus Mc Donald, tapi setelah aku bertanya-tanya mengenai uang masuk plus uang smester disana aku langsung teringat akan kedua orang tuaku yang masih banyak tanggungan membiayai tetehku kuliah plus adik-adikku sekolah. Aku jadi terpikir untuk belajar di MAN Cibadak sadja.
Hari pertama masa orientasi siswa alias MOS, aku hanya datang sendirian karena dari Darul Ahkam hanya aku sendirian yang masuk ke MAN Cibadak, wong yang daftarnya adja dari Darul Ahkam Cuma aku sendiri. *wkwkwkwkwk.
 Berangkat dari rumah abiz subuh teng karena harus kumpul jam 06:00, keesokan harinya aku masi berangkat abis subuh walaupun waktu kumpul di undur jadi jam setengah enam, namun pas hari ketiga kita disuruh kumpul jam 05:00 alhasil aku berangkat sebelum subuh alias  shalat subuh di sekolah. Secara jaraknya yang beda kabupaten, rumahku di Bogor and sekolahku itu di sukabumi.
Pagi-pagi sampai di sekolah, ikut kegiatan MOS dengan tertib, secara mau ngebadung  masi jaim kan anak baru, kegiatan MOS selalu selesai jam 17:00 dan pengumuman-pengumuman hingga akhirnya aku harus shalat maghrib di Sekolah. Alhasil aku sampai ke rumah jam 20:00 malah pernah nyampae rumah jam 21:00, jadi persyaratan-persyaratan yang harus dibawa buat keesokan harinya yang nyiapin ayahku.  *maafkan aku Ayah….
Tidak lama setelah sekolah berjalan, aku harus berangkat jam 06:00 karena sekolah masuknya jam 07:00 tidak boleh telat. Lama-kelamaan aku ngerasa jenuh juga setiap pagi harus nunggu kolmini belum lagi macet yang tiada duanya, dari situ aku memilih alternatif buat masuk ke pondok pesantren. Karena jika kos saat itu tidak memungkinkan.
Aku memilih As-Salafiyah Nurul Hikmah sebagai tempat tinggalku selama sekolah di Man Cibadak, selain pengajiannya yang menggunakan sistem salafi yang mengkaji kitab kuning, As-Salafiyah NH juga aksesnya dekat dengan jalan dan ketika menuju ke sekolah hanya mengeluarkan uang seribu adja untuk ongkos angkot.
Bukan hal yang mudah mencari pesantren yang bisa sekolah keluar, karena biasanya setiap pesantren pasti menyediakan sekolah disitu dan ketika sebuah pesantren tidak menyediakan sekolah, pesantren itu akan menggunakan sistem salafi yang mengharuskan para santri hanya mengkaji kitab kuning sadja. Dan ternyata tidak hanya aku sadja yang memilih pesantren itu sebagai pijakanku, tapi banyak teman-teman yang di luar sukabumi ataupun teman-teman yang rumahnya agak sedikit nyingcet(jauh dari akses jalan raya) memilih pesantren sebagai tempat tinggalnya. Seperti uji, mvit, nzo, soli, itoh, heni, dan banyak lagi baik santri putra ataupun santri putrinya.
Setiap pagi aku memulai aktivitas sebelum subuh, setelah bangun tidur langsung mandi dan persiapan untuk shalat subuh berjama’ah, setelah itu pengajian pagi sampai jam 06:00 dan langsung persiapan untuk sekolah. Jika sebelum subuh aku tidak mandi, maka ketika pulang ngaji harus cepat-cepat ngantri untuk bisa mandi sebelum pergi ke sekolah dan imbasnya aku tidak bisa sarapan pagi.

Sekolahku lumayan ketat alias disiplin, setiap pagi kepala sekolah dan pembina OSIS selalu nongkrong depan gerbang dan siap-siap memberikan sarapan pagi untuk anak-anak yang telat datang ke sekolah, belum lagi hukuman dari guru yang mengajar dikelas. Pernah suatu pagi pengajian di pesantren selesai jam 06:30, aku tidak sempat sarapan malahan memakai jilbab pun sambil jalan, sampai di sekolah aku kena hukuman, tidak cukup disitu, aku juga kena omelan dari kepsek ampe aku nangis *cengeng bangeut y,, gimana gag nangis aku sudah berusaha buat tepat waktu malahan tidak sarapan dulu eh sampai sekolah malah dapat hukuman.
Pertama kali masuk sekolah di hari senin diadakan upacara, di akhir upaca kita baca asmaul husna bareng-bareng, asli  baru pertama kali aku saksikan rutinitas seperti itu, aku nangis tersedu-sedu ngerasa gag punya temen, inget temen-temen yang dulu di MTS.
 Masuk di kelas, teman-teman yang lain langsung sibuk mencari kelas dan mnempati tempat duduk, sementara aku hanya menanti sisa tempat duduk yang duduk bareng sama aku, *sedih banget…..
Aku duduk bareng vera, anaknya manis dan baik hati. Namun itu tidak lama, karena beberapa hari kemudian ada murid baru namanya Dila Silviana Nengtias yang akhirnya jadi teman sebangku aku. Anaknya cakeup, manis, baik, stylenya bagus, banyak gaya, dan tidak akan lepas dari minyak telonnya. Aku nyaman duduk sama dia, tapi kalo dia dah minta contekan tugas uwdah dech sebel dari situ bawaannya. Itulah awal kerenggangan aku sama dia, akhirnya dia memutuskan untuk gabung sama anak-anak yang duduk di belakang, ada lia, rahmi, ayu, fitri, dan lena, mereka menamakannya geng  wek-wek gubraks. Kadang aku juga ikut gabung sama mereka, namun sedikit gag nyaman, secara anak baik kalo diajakin badung, mangkal, atau sekedar cuci mata di gang sekolah uwdah males dech bawaannaya. Dari situ aku inisiatif buat masuk beberapa organisasi kaya MPK, kharisma (Keluarga Harapan Remaja Mesjid Al-Ikhlas), eksak, ikut gabung di koperasi, dan FKPI (Forum Komunikasi Pelajar Islam) di luar sekolah.
Aku di tempatkan sebagai wakil bendahara di MPK, koordinator shalawat di Kharisma, dan super visor di koperasi. Setiap hari aku sibuk dengan kegiatan semua itu, kadang aku baru pulang ke pesantren pada waktu maghrib. Dan hal itu menjadi problematika keberadaanku di pesantren, aku di pandang sebagai anak yang tidak berbakti ke pesantren alias badung. *wkwkwkwkwk, tapi jangan salah, kalaupun jarang ngaji tapi kalau sekalinya ditanya atau disuruh nalar pasti bisa, *lah kok bisa,,,,,?? He,he kan pernah pesantren dulunya dan kebetulan kitab yang dikaji gag jauh beda sama yang dulu dipelajari di pesantren. Jadi kalaupun badung tapi tetep disayang sama guru-guru di pesantren. Sampai-sampai aku pun dipercaya sebagai bendahara di pesantren yang setiap hari harus mengkoordinir uang galon, setiap minggu harus mengkoordinir uang kas, dan setiap bulan harus mengkondisikan temen-temen buat bayar listrik tepat pada waktunya.
Asli pada saat itu aku ngerasa sibuk banget mengikuti kegiatan di sekolah dan melaksanakan kewajiban di pesantren, tapi aku pun selalu menyempatkan diri buat hang out bareng temen-temen, ya walaupun hanya sekedar melepas penat dan mengekspresikan diri di bidang shoping *he,he,he.

Ketika dipesantren aku punya 3 kawan deket, setiap berangkat sekolah ataupun berangkat pengajian kita selalu bareng, sampai-sampai kita mengikrarkan STAR PRINCESS sebagai geng kita, malah santri putra menjuluki kita sebagai teletubies, geng kita itu terdiri dari 4 orang, yaitu :
·         Dz sebagai bunda
·         Nzo sebagai ateu
·         Mvit sebagai teteh
·         Nzi sebagai adek
Kita punya motto “SOSOK TERPENTING KEDUA SETELAH KELUARGA”, kita tuch kompak bangeut loch, apalagi kalau uwdah menyangkut masalah izin pulang atau datang telat ke pesantren. *kompak kok dalam hal bsthil ciy,,,,.
Di sekolah aku juga mengenal Nurul, Irma, Riri, Aliz, Dinah yang tak lama kemudian mereka aku nobatkan sebagai sobat terbaikku, asli loch mereka baik bangeut, tanpa pamrih kita sobatan dan saling kasih perhatian. Karena aku tidak bergabung dengan wek-wek gubraks, tapi sekali-sekali aku sering ikut kegiatannya kaya shoping bareng, ngebaso bareng, masak-masak atau hanya sekedar jajan di waktu istirahat.
Memasuki kelas dua, aku dipercaya untuk memegang peranan penting di koperasi, waktu istirahatku tersita di koperasi walau hanya untuk sekedar melayani pembeli, aku ditemani sama irma yang ampe sekarang jadi sobat sejati buat aku. Dan seminggu dua kali aku harus belanja untuk memenuhi jajanan yang di koperasi habis. Setiap hari berjalan seperti itu, ku lalui dengan sepenauh hati dan sangat menikmatinya. Sampai akhirnya aku disuruh untuk ikut latihan koperasi di Hotel Pesona Bambu selama 4 hari, aku menyambutnya dengan sangat gembira karna aku sama sekali belum pernah mengunjungi kota bandung, *jangan bilang-bilang y,,,?.
Di pelatihan aku mendapatkan teman-teman yang berasal dari beberapa wilayah se-Jawa Barat, mendapatkan pengetahuan tentang koprasi, motivasi yang lebih dan banyak lagi. Setiap pagi belajar dan musti sarapan dulu, jam 10:00 dapat cemilan sehat, siangnya makan,sore cemilan lagi di sela-sela belajar, dan malem juga dapat makan yang istimewa, kebayang dech kalo setiap pagi kayak gini, kayaknya otak bakal encer pisan. Dan belajar gag bakalan lola secara konsumsi makanannya empat sehat lima sempurna tanpa gorengan yang biasa aku konsumsi setiap pagi sebelum berangkat ke sekolah.

Di kelas dua kita diharuskan untuk memilih jurusan yang kita mau, dan aku jatuh pada jurusan IPA, motifnya Cuma pengen gaya adja padahal kemampuanku di bidang eksak ntu sangat pas-pas’an yang akhirnya itu berimbas pada aktivitas belajarku yang harus sedikit belajar ekstra dan tak sekali aku harus mengikuti olympiade matematika *gaya dikit, padahal ntu ajang buat orang-orang yang suka remedial di kelasnya.
Aku belajar sebagaimana mestinya, pergi pagi pulang sore, istirahat di koprasi dan sesekali hunting bareng temen-temen. Namun ketika kelas 3, aku merasa harus memperbaiki semuanya, secara nilai eksakku jebol semua sementara semua pelajaran eksak di UAS kan, dari situ aku lebih memilih tinggal di kosan, biar gag terlalu capek pulang bimbel dan malemnya aku bisa meluangkan sedikit waktu buat memecahkan beberapa soal di buku panduan UAS, soalnya kebanyakan waktunya digunakan buat nonton sinetron. *wkwkwkwkwkwk.
Aku ngekos bareng Irma, Ndid, Vera, dan May, kita ngekos karena untuk mengejar jadual bimbel, secara rumahnya pada mojok, bisa-bisa lw pulang bimbel nyampe rumah waktu isya, makanya kita rame-rame buat ngekos. Namun keputusanku buat ngekos ternyata menimbulkan prasangka jelek buat guru-guru di pesantren, mereka menganggapnya aku tuch lebih mementingan urusan umum daripada urusan agama *dalem bangeut y,,,?? Entahlah, semuanya berlalu begitu sadja.
Saat di pesantren aku tertarik sama cowok SMA, dia tuch pendiem, dingin sama cewek, plus keliatan soleh. Ngebet bangeut sama dia, ampe-empe aku nekad buat nyari tau siapa namanya, rumahnya dimana, kelas berapa, ikut organisasi apa adja, dan buanyak lagi. Dan kini dia jadi belahan jiwa aku…..*wkwkwkwkwkwk lebay……
Tidak sekedar itu, aku juga pernah iseng nerima cintanya cowok ingusan yang baru kelas satu SMP, tapi suer dia cakep bangeut, baik lagi,,tapi yang bener adza masa anak SMA pacaran sama anak yang baru ganti seragam dari merah ke biru sich. Dan lagi aku sempet jadian sama santri putra yang bagus suaranya, cowok yang terkenal baik suka nraktir ceweknya bakso *ngarep….. Cuma kita hanya bertahan beberapa minggu adja, rese bangeut ciy,,, masa setiap hari harus ketemu……?? Dan lagi aku tak dapat traktiran bakso darinya, buat apa dipertahanin,,,,,,,,?? *matre banget ciy loch…… maafkan aku kawan, ini tak seutuhnya keluar dari hati aku yang paling dalam.

Sementara belajar di sekolah berjalan, aku juga ikut FKPI diluar sekolah, disana aku ketemu sama kak Riyadi yang ngebuat aku gag pernah absen kumpulan. Aku juga ketemu sama teman SD ku Sapru yang tak lama aku tahu kalau dia salah satu murid dari SMKN Pertanian. Ajib,,,,!! Aku salut bangeut sama dia karena walaupun teman-temannya kebanyakan pada terjerumus ke jalan yang kurang baik, tapi dia tetap terlihat cakeup dengan koko yang dikenakannaya. *Alhamdulillah……..
Setiap tahun sekolah ku memiliki agenda tahunan MCPE (Man Cibadak Potential Expo) ini tuch hajatnya sekolah kita, kita mengadakan berbagai perlombaan dari bidang seni dan olahraga yang diikuti oleh sekolah-sekolah tingkat SMP di Sukabumi, dan setiap jurusan juga mengadakan pameran jurusan dengan mengekspresikan dan mendemonstrasikan kelebihan jurusannya masing-masing. Ketika kelas dua aku disuruh ikut buat persentasi dari kimia dengan membuat jus ajaib dan neon ajaib pula, dan ketika kelas tiga aku dipercaya menjadi salah satu penanggung jawab stand IPA dan sebelumnya juga aku observasi ke pabrik tahu-tempe yang ada di Bogor untuk persentasi dari mata pelajaran biologi.
 

Ketika esoknya kelulusan, aku dan teman-teman se-kosan nginep di rumah Vera dan suatu moment istimewa merasuki relung kalbuku. Cowok SMA yang aku suka dari kelas dua bilang gini :
“Ya Rabb…walaupun aku tidak menghitbahnya langsung melalui orang tuanya, tapi aku mengkhitbahnya langsung kepada sang pemiliknya yaitu Engkau ya Rabb, maka izinkanlah aku untuk bisa bersamanya”
Dari situ aku ngerasa melayang ke negeri khayangan, moment yang sangat diananti selain pengumuman kelulusan, dan itu membuatku menuliskan secarik tulisan di buku diaryku.
Selasa, 15 Juni 2009
Hari Kelulusan MAN-Cib
Qu bisa terlelap kala keberanian itu terungkap,Tersingkap merasuki relung jiwaku,
Qu rasakan indahnya bisikan itu hinggga mengantarkanku pada kebahagiaan terindah, mengajakku tuk merasakan indahnya bahagia…..
Rabbii… akankah layak aku menatap indahnya mentari pagi bersamanya….?? ataukah mungkin itu hanya isapan belaka, hanya impian yang selalu temani hidup dalam tidurku….
Rabbiii… Qu hanya bisa pasrah kepada-Mu.. jaga ia kala penjagaanku tak sampai padanya, berikan kebahagiaan kala Qu tak bisa membahagiakannya, sanjung ia kala ku harus diam tanpa seribu kata, menciumnya dalam sujud setiap bisikan do’a…….
Qu hanya ingin kebahagiaan itu bisa menjadikan senyum semua orang, bisa mengantarkan orang baik pada kebaikan dan memberi keajaiban dalam seantero kenistaan…..
Thanks for my love..

Setiap acara kenaikan kelas, sekolahku pasti dipenuhi oleh kelas tiga yang mau kelulusan dengan kebaya berbagai mode, tak lupa alumni-alumni juga sering kali berdatangan sebagai ajang temu kangeun atau sekedar mengucapkan selamat buat yang baru kelulusan. Begitupun ketika aku lulus, aku dan kedua kawanku memakai kebaya yang sama *cari sensasi dikit plus biar keliatan kompak. Tau gag ciy,,,bulu mata palsuku hanya bertahan beberapa jam sadja, acara belum mulai aku uwdah mencopot bulu mataku ntu, abisnya ribet bangeut…… *maafkan aku ya mbu.
Selesai kelulusan aku dan temen-temen sekelasku refseshing ke Anyer bersama beberapa guru, tak lupa kita juga mampir untuk berziarah ke salah satu wali yang ada di Banten, tapi kita lebih banyak menghabiskan waktu di Anyer dengan acara makan bareng dan main banana boot.
Ketika selesai bermain ada acara yang tidak mengenakan dan membekas sampai sekarang, salah satu teman kita ada yang nyatain cintanya, Cuma dia ditolak, masi sama temen sekelas, dan sang cowok bukannya menerima dengan lapang dada tapi dia malah minum minuman yang di sembunyikan di tasnya, entah itu minuman apa tapi yang pasti minumannya itu membuatnya terjun ke laut. Aku, temen-temanku, dan beberapa guru sibuk buat mengejarnya dan kita berhasil buat menangkapnya. Namun ada hal yang tak mengenakan hati juga, Pak Ansor guru matematika hp’nya tercebur sampai tak bisa hidup lagi ketika hendak menolong teman kita yang mau terjun ke laut *kacian bangeut ci bapak… Asli ampe sekarang aku ngerasa gag enak banget, karna aku merupakan dari kepanitian dan aku tidak bisa memberikan kepuasan buat semua teman-teman. *menyedihkan sekali.
 

Selesai lulus dari MAN, aku punya mimpi buat bisa kuliah di Kairo, namun mimpi itu tidak terwujud karena telat informasi plus gag punya jaringan yang bisa aku andalkan. Akhirnya aku mencari-cari peluang beasiswa agar aku bisa melanjutkan ke perguruan tinggi dan akhirnya aku kepincut sama LIPIA yang di Pasar minggu, aku coba buat dafar dan ikut tes, namun hasilnya tidak membuatku bisa menikmati pendidikan di kampus itu.
Dalam masa yang sangat sulit dan menyedihkan, aku disuruh daftar ke L_Sia yang di Cibinong sebagai upaya mengisi waktu untuk masuk ke LIPIA di tahun depan. Setelah aku ikut tes dengan ketidak PD’an karena calon mahasiswa yang lain rata-rata jilbaber dan sebagian ada yang menggunakan cadar ternyata aku diterima juga. Selanjutnya aku mengikuti pembelajaran dan tinggal di Sakan (rumah) dengan teman-teman yang berasal dari berbagai Provinsi.
Pada permulaan pembelajaran aku sangat menikmatinya. Teman-teman yaang sudah dewasa, baik, dan penuh perhatian. Tugas yang banyak dan kegiatan yang padat membuatku terlupakan pada keinginanku untuk kuliah di Kairo atau minimalnya di UIN Jakarta. Namun itu tidak bertahan lama, ketika salah satu dosen di L-Sia  menyebutkan bahwa yang berziarah itu berarti menyekutukan Allah itu membuatku risih ditambah dengan doktrin-doktrin yang lainnya yang membuatku terpojok dan tidak bisa mengadakan pembelaan yang berati. Namun dari hal itu juga membuatku termotivasi buat memahami islam secara kaffah dan timbul keinginan untuk bisa menguasai fiqih lima madzhab.
Setelah belajar sebulan di L-Sia terpotong dengan puasa ramadhan plus lebaran idul fitri, aku pulang ke rumah dan menikmati liburan idul fitri juga di rumah, dan ketika liburan itu aku mendapat telpon dari pak Ade untuk bisa datang ke Man Cibadak. Setelah pak Ade melontarkan beberapa pertanyaan, beliau langsung menyuruhku untuk mengikuti salah satu program beasiswa kajian keislaman dari Depag untuk beberapa pilihan jurusan yang tersebar di UIN se-Indonesia. Aku mengikutinya, melengkapi persyaratanya setelah melalui proses yang tidak mudah, dan pergi ke Bandung untuk mengikuti tesnya.
 Ketika itu waktu pembelajaran di L-Sia sudah mulai dan aku masih berada di Bandung, aku izin tidak masuk dengan alasan ada kepentingan keluarga. *maaf y uwdah boonk dikit.
Selama menunggu pengumuman dari depag, aku mengikuti pembelajaran di L_Sia seperti biasanya. Persentasi hapalan hiwar, baca qiroah, menghapal mufrodat, dan seminggu sekali menyetor hapalan Al-Qur’an dan belajar di Laboratorium bahasa. Aku enjoy bangeut belajar disana, namun beberapa waktu kemudian aku harus pergi meninggalkan L-Sia dan mengikuti perkuliahan di UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Ketika di Bandung aku lebih memilih tinggal di Miftahul Falah karena sebelumnya ada temanku yang masuk kesana, jadi gag terlalu tibet membawa perlengkapan tidur ataupun lemari, sementara nebeng dlu gag apa-apa kali. Namun aku hanya bertahan beberapa bulan saja, karena ketika pencairan uang beasiswa maka seluruh mahasiswa beasisa kajian keislaman harus tinggal di Pondok Pesantren Al-Ihsan, ya walaupun uang beasiswaku belum cair karena ada kesalahan tekhnis aku pun tetap mengikuti kebijakan yang telah ditetapkan oleh Fakultas hingga bertahan sampai sekarang. Berbeda dengan teman-teman yang lainya yang emang rata-rata tidak memiliki pengalamn hidup di Pesantren yang memiliki sejuta keunikan, mereka di semester 3 ini lebih mimilih tinggal di rumah ataupun ngekos.
Di sela-sela libur kuliah aku mengikuti beberapa organisasi di Pesantren, seperti naqish(nasyid, qasidah, shalawat), Fosdai(forum Silaturahmi Da’I Al-ihsan), dan marawis. Tujuannya supaya gag jenuh dan gag mandet, plus ngembangin potensi dan nambah teman.
Semenjak uang beasiswaku cair, aku berusaha untuk tidak di subsidi lagi oleh orangtua, namun ternyata tidak semudah membalikan telapak tangan karena aku sering kali tidak bisa menahan keinginan untuk shoping atau sekedar jalan-jalan,*hedon bahasa kitanya mah. *ada yang tau solusinya,,,,?
Uwdah dulu akh,,,, by,by,by,by… KeeP SpiRit…!!!!
 

2 komentar:

  1. Perjalanan hidup yang inspiratif dibalik wanita hebat,..
    semoga sukses selalu ya teh,.....

    BalasHapus
  2. keep strugle dear..... perjuangan kita yg dinilai-diganjar (diapresiasi) n ternyata hasil kadang bisa menjadi nomor 2...

    BalasHapus