Ilmu kesehatan masyarakat
merupakan ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan
meningkatkan kesehatan melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat. Dalam
kajian Pengembangan Masyarakat Islam (PMI), ilmu kesehatan masyarakat ini lebih
berupaya pada pencegahan (preventif), berbeda dengan dokter yang bertugas dalam
pengobatan. Ditemukan banyak sekali ayat
dan hadist yang berkaitan dengan kesehatan, seperti halnya penyebutan
penyakit, pengobatan, sehat mental, dan sebagainya.
Para
ulama sering mengaitkan penyakit
dengan siksa Allah. Al-Biqa'i dalam
tafsirnya mengenai surah
Al-Fatihah mengemukakan sabda Nabi Saw:
“Penyakit
adalah cambuk Tuhan di bumi ini, dengannya Dia mendidik hamba-hamba-Nya.”
Pendapat ini didukung oleh kandungan pengertian takwa yang pada dasarnya berarti menghindar dari siksa Allah di dunia dan di akhirat. Siksa Allah di dunia, adalah akibat pelanggaran terhadap hukum-hukum alam. Hukum alam antara lain membuktikan bahwa makanan yang kotor mengakibatkan penyakit. Seorang yang makan makanan kotor pada hakikatnya melanggar perintah Tuhan, sehingga penyakit merupakan siksa-Nya di dunia yang harus dihindari oleh orang yang bertakwa. Dari sini dapat dimengerti bahwa Islam memerintahkan agar berobat pada saat ditimpa penyakit.
Pendapat ini didukung oleh kandungan pengertian takwa yang pada dasarnya berarti menghindar dari siksa Allah di dunia dan di akhirat. Siksa Allah di dunia, adalah akibat pelanggaran terhadap hukum-hukum alam. Hukum alam antara lain membuktikan bahwa makanan yang kotor mengakibatkan penyakit. Seorang yang makan makanan kotor pada hakikatnya melanggar perintah Tuhan, sehingga penyakit merupakan siksa-Nya di dunia yang harus dihindari oleh orang yang bertakwa. Dari sini dapat dimengerti bahwa Islam memerintahkan agar berobat pada saat ditimpa penyakit.
“ Berobatlah,
karena tiada satu penyakit yang diturunkan Allah, kecuali diturunkan pula obat penangkalnya, selain dari satu penyakit,
yaitu ketuaan (HR Abu Daud dan
At-Tirmidzi dari sahabat Nabi Usamah bin Syuraik).”
Akhir-akhir
ini sering terjadi masalah yang berkaitan dengan transplantasi, sementara banyak ulama
kontemporer menetapkan bahwa transplantasi dapat
dibenarkan selama tidak
diperjualbelikan, dan selama kehormatan manusia
--yang hidup maupun yang
mati-- terjaga sepenuhnya.
Salah satu jaminan tidak adanya pelecehan adalah izin dan pihak
keluarga.
Dapat ditambahkan
bahwa Al-Quran ((QS Al-Maidah
[5): 32).
ô`ÏB È@ô_r& y7Ï9ºs $oYö;tF2 4n?tã ûÓÍ_t/ @ÏäÂuó Î) ¼çm¯Rr& `tB @tFs% $G¡øÿtR ÎötóÎ/ C§øÿtR ÷rr& 7$|¡sù Îû ÇÚöF{$# $yJ¯Rr'x6sù @tFs% }¨$¨Z9$# $YèÏJy_ ô`tBur $yd$uômr& !$uK¯Rr'x6sù $uômr& }¨$¨Y9$# $YèÏJy_ 4 ôs)s9ur óOßgø?uä!$y_ $uZè=ßâ ÏM»uZÉit7ø9$$Î/ ¢OèO ¨bÎ) #ZÏWx. Oßg÷YÏiB y÷èt/ Ï9ºs Îû ÇÚöF{$# cqèùÎô£ßJs9 ÇÌËÈ
32. oleh karena itu Kami
tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: Barangsiapa yang membunuh
seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan
karena membuat kerusakan dimuka bumi, Maka seakan-akan Dia telah membunuh
manusia seluruhnya. dan Barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia,
Maka seolah-olah Dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. dan
Sesungguhnya telah datang kepada mereka Rasul-rasul Kami dengan (membawa)
keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu
sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi. Dalam ajaran Islam juga ditekankan bahwa obat dan upaya hanyalah "sebab", sedangkan
penyebab sesungguhnya di balik
sebab atau upaya itu adalah Allah Swt.,
seperti ucapan Nabi Ibrahim
a.s. yang diabadikan Al-Quran dalam surat Al-Syu'ara'(26): 80'
#sÎ)ur àMôÊÌtB uqßgsù ÉúüÏÿô±o ÇÑÉÈ
80. dan apabila aku sakit,
Dialah yang menyembuhkan Aku,
Selain
dari sehat jasmani, sehat mental (jiwa) pun sangat penting untuk diketahui
sebagai upaya pencegahan. Penyakit-penyakit kejiwaan
pun beraneka ragam
dan bertingkat-tingkat. Sikap angkuh,
benci, dendam, fanatisme, loba, dan
kikir yang antara
lain disebabkan karena bentuk keberlebihan seseorang.
Sedangkan rasa takut,
cemas, pesimisme, rendah diri
dan lain-lain adalah
karena kekurangannya. Yang akan memperoleh keberuntungan di
hari kemudian adalah mereka
yang terbebas dari penyakit-penyakit tersebut, seperti bunyi firman
Allah dalam surat Al-Syu'ara' (26): 88-89:
tPöqt w ßìxÿZt ×A$tB wur tbqãZt/ ÇÑÑÈ wÎ) ô`tB tAr& ©!$# 5=ù=s)Î/ 5OÎ=y ÇÑÒÈ
88. (yaitu) di hari harta
dan anak-anak laki-laki tidak berguna,
89. kecuali orang-orang yang menghadap Allah
dengan hati yang bersih(sehat).
Islam mendorong manusia agar
memiliki kalbu yang sehat
dari segala macam penyakit
dengan jalan bertobat, dan mendekatkan diri kepada tuhan. QS Al-Ra'd
[13]: 28
tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä ûÈõuKôÜs?ur Oßgç/qè=è% Ìø.ÉÎ/ «!$# 3 wr& Ìò2ÉÎ/ «!$# ûÈõyJôÜs? Ü>qè=à)ø9$# ÇËÑÈ
28. (yaitu) orang-orang
yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah.
Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.
|
Kesehatan merupakan
salah satu hak bagi tubuh manusia'' demikian sabda Nabi Muhammad SAW. Karena
kesehatan merupakan hak asasi manusia, sesuatu yang sesuai dengan fitrah
manusia, maka Islam menegaskan perlunya istiqomah memantapkan dirinya dengan
menegakkan agama Islam. Satu-satunya jalan dengan melaksanakan perintah
perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya. Sebagaimana tercantum dalam
Al-Qur’an QS:Yunus 57.
$pkr'¯»t â¨$¨Z9$# ôs% Nä3ø?uä!$y_ ×psàÏãöq¨B `ÏiB öNà6În/§ Öä!$xÿÏ©ur $yJÏj9 Îû ÍrßÁ9$# Yèdur ×puH÷quur tûüÏYÏB÷sßJù=Ïj9 ÇÎÐÈ
57. Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran
dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan
petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.
Majelis
Ulama Indonesia (MUI), misalnya, dalam Musyawarah Nasional Ulama tahun 1983
merumuskan kesehatan sebagai “ketahanan jasmaniah, ruhaniah, dan sosial yang
dimiliki manusia, sebagai karunia Allah yang wajib disyukuri dengan mengamalkan
(tuntunan-Nya), dan memelihara serta mengembangkannya.”
Memang
banyak sekali tuntunan agama yang merujuk kepada ketiga jenis kesehatan itu.
Dalam konteks kesehatan fisik, misalnya ditemukan sabda Nabi Muhammad saw.:
عَنْ
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا عَبْدَ اللَّهِ أَلَمْ أُخْبَرْ أَنَّكَ تَصُومُ
النَّهَارَ وَتَقُومُ اللَّيْلَ قُلْتُ بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ فَلَا
تَفْعَلْ صُمْ وَأَفْطِرْ وَقُمْ وَنَمْ فَإِنَّ لِجَسَدِكَ عَلَيْكَ حَقًّا
وَإِنَّ لِعَيْنِكَ عَلَيْكَ حَقًّا وَإِنَّ لِزَوْجِكَ عَلَيْكَ حَقًّا
Dari
‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash dia berkata bahwa Rasulullah saw telah bertanya
(kepadaku): “Benarkah kamu selalu berpuasa di siang hari dan dan selalu berjaga
di malam hari?” Aku pun menjawab: “ya (benar) ya Rasulullah.”Rasulullah saw pun
lalu bersabda: “Jangan kau lakukan semua itu. Berpuasalah dan berbukalah kamu,
berjagalah dan tidurlah kamu, sesungguhnya badanmu mempunyai hak atas dirimu,
matamu mempunyai hak atas dirimu, dan isterimu pun mempunyai hak atas dirimu.” (Hadis
Riwayat al-Bukhari dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar