About Me
Azkha Ihsasul Hayya yang punya nama asli Dede Zaenab, lahir di Bogor 19
April 1990. Aku terlahir sebagai anak ke-dua
dari empat bersaudara, KakakKu tercinta lulusan dari analis kimia Bogor
dan sekarang bekerja di salah satu
perusaan swasta di Sukabumi, Adikku yang laki-laki masih sekolah di belajar di
tingkat SMA sambil pesantren, dan adikku yang paling kecil masih duduk di
bangku SD.
Aku sangat bersyukur karena terlahir dari Orangtua yang sangat baik,
rendah diri, dan bijaksana. Aku terlahir dari keluarga yang sederhana. Pokoknya
aku akan menuturkan kisah hidupku
dari mulai lahir *kaya yang inget adza, pas waktu SD, masa-masa Tsanawiyah di pesantren, Sekolah di MAN tapi tetap jauh dari orangtua, dan segala macam antek-anteknya hingga aku bisa nulis seperti sekarang ini. Mudah-mudahan gag ngebosonin dan dapat hikmah yang di ambil. Amin……
dari mulai lahir *kaya yang inget adza, pas waktu SD, masa-masa Tsanawiyah di pesantren, Sekolah di MAN tapi tetap jauh dari orangtua, dan segala macam antek-anteknya hingga aku bisa nulis seperti sekarang ini. Mudah-mudahan gag ngebosonin dan dapat hikmah yang di ambil. Amin……
Pas Aku Lahir
Ampe Sebelum Masuk SD
Aku lahir dipagi hari pada hari kamis. Kata Umiku *he,he. Aku terlahir
sebagai seorang perempuan. Aku tidak mengetahui orang tuaku saat itu senang
atau tidak menyambut kedatanganku ke alam dunia, tapi yang pasti untuk sekarang
ini aku adalah orang yang paling dikasihi oleh kedua orangtuaku *he,he
bangganya.
Aku tahu dari informasi yang aku dapatkan dari Umiku, kalau aku itu bisa
tengkurep di usia 4 bulan, mulai tumbuh gigi di usia 7 bulan, bisa ngoronang
*apa ya bhs indonya?? Di usia 8 bulan, bisa berdiri sekaligus mulai pinter
komat-kamit di usia satu tahun alias 12 bulan, dan mulai bisa berjalan pada usiaku 15 bulan. Aku tidak tahu pasti
akan setiap kejadian yang aku alami saat itu, yang pasti aku bisa melawatinya dengan
selamat ampe aku bisa pinter kaya sekarang ini.
Ada hal yang istimewa di saat balita yang bisa ku ingat sampai sekarang,
*apa ciy? ciy apa? He,he, Aku mudah banget nangis alias cengeng dan aku bisa
berhenti nangis asal aku bisa
mendapatkan beberapa ratus rupiah recehan *terkesan matre ya gag ??au akh
gelap..Dan lagi aku lebih senang main sama anak-anak cowok, seperti main
kelereng, layang-layang, bebentengan, tapi disamping itu juga aku memilki
banyak koleksi BP, berbi, rumah-rumahan, alat-alat masak bohongan, dan banyak
lagi yang mainan yang merupkan warisan dari tetehku.
Rumahku dekat sekali dengan pesantren dan sekolah diniyah dan itu membuatku
tertarik buat masuk diniyah lebih awal dan masuk pesantren juga, tapi walaupun
di pesantren tetep saja bobo harus di kasur yang empuk alias pulang ke rumah
setiap hari. Tahun berikutnya aku menyusul memasuki sekolah dasar.
Masa Es-De
Pagiku cerahku
matahari bersinar
Ku gendong tas merahku
di pundak
Slamat pagi semua ku
nantikan dirimu
Di depan kelasmu
menantikan kami
Guruku tersayang guru
tercinta
Tanpamu apa jadinya
aku
Tak bisa baca tulis
mengerti banyak hal
guruku terima kasihku….
Nyatanya diriku kadang
buatmu marah
Namun segala maaf kau
berikan
Saat umurku 7 tahun, aku baru masuk sekolah, beda sama temen-temen yang
lain yang rata-rata masuk sekolah di usia 6 tahun. Aku sekolah di sekolah dasar
negeri Sukamanah, berbeda dengan teman-teman sepermainanku yang masuk ke
Sekolah Dasar Cipetir, Aku pun tak biasa memahami kenapa aku berbeda dengan
teman-teman lainnya. Seiring berjalannya waktu, ku bisa menikmati hari-hariku
bersama temen-temen baru aku di sekolah SD.
Aku tinggal di Cinangka dan sekolah ku di sukamanah, hanya selisih satu
Rw saja. Namun ketika aku pergi ke sekolah harus melewati kebun, sawah, bahkan pemakaman. Aku teringat sewaktu masih
baru-baru masuk sekolah, aku tidak berani pergi sekolah sendirian, kalau tidak
ditemani dengan pamanku, aku sering kali pergi ke sekolah bersama-sama
teman-teman.
Indahnya masa-masa SD ku, teman- teman mengenalku seperti mengenal
seorang laki-laki, karna aku memiliki kegemaran yang biasa dimiliki oleh anak
laki-laki, seperti halnya main kelereng, layang-layang, bahkan main sepak bola.
Aku pun lebih sering main bersama anak-anak laki-laki.
Selain sekolah dasar, aku pun masuk ke sekolah Diniyah pada waktu siang
hari, dan sekolah diniyahku tidah jauh dari rumahku, hanya butuh beberapa menit
saja untuk sampai ke sekolah diniyahku. Aku memiliki banyak teman-teman. Teman
SD yang gokil-gokil, teman diniyah yang pada kalem, dan temen-temen pengajian
yang hoby bercanda. Indahnya masa itu seakan aku ingin kembali menikmatinya,
tanpa beban dan masalah seperti apa yang
sering aku alami selama ini. * cie,cie,,,,,
Aku teringat akan peristiwa di diniyah dulu, aku pernah tak naik kelas
pada waktu kelas tiga, * kok bisa,,,??? Entahlah, karna mungkin aku masih
dibawah umur dan tidak mampu menyamakan posisi dengan teman-teman yang lain,
disitu aku merasa terpukul, namun ternyata dibalik semua itu banyak hikmah yang
didapatkan, selain dari teaman-teman yang baru untukku, aku juga bisa bersaing
dengan teman-teman yang lain, bahkan di caturwulan pertama aku bisa masuk sepuluh
besar, bahkan seterusnya aku bisa masuk tiga besar dan sering kali dipilih
untuk mengikuti lomba cerdas cermat. Namun sayang, selama masa diniyah aku
tidak pernah bisa meraih juara satu, entah kenapa sobatku Wina Sriwinarti tak
pernah biasa dikalahkan. Huft,,,,,,!
Teringat sebuah peristiwa bersejarah ketika orang tuaku baru pulang dari
haji’an, aku tidur disamping ibuku dan pas bangun tidur semua badanku sudah
basah kuyup *malu-maluin y gag?? Saat itu aku baru masuk sekolah SD *maklum
dech y masi kecil,,,Gimana gag malu coba, wong dirumah itu lagi banyak banget
sodara-sodara kumpul nunggu ngebongkar oleh-oleh dari Arab. Kalau boleh sedikit
bercerita, pas umi dan ayahku menunaikan ibadah haji, aku dan saudara kandungku
di urus sama keluarga pamanku, alias semua dari keluarga pamanku tinggal
dirumahku,,huft,,,,?ya walaupun nambah teman bermain, tapi aku sering kali
merasa mereka merenggut uang jajan yang kalau tidak ada mereka benar-benar
menjadi milkikku * benar-benar matre,, y ,,,?? Entahlah,,, saat itu aku merasa
memilki ibu dan ayah tiri, tapi ada enaknya juga, soalnya kalau aku minta
sesuatu dan gag dibeliin aku sering kali mengancam kalau aku akan melaporkan
perlakuan bibiku itu pada orang tuaku kalau mereka pulang, alhasil aku sering
kali mendapatkan apa yang aku mau,,,,* senengnya,,,,,. Beberapa hari kemudian
aku dengar bahwa kedua orang tuaku akan segera pulang, otomatis kami langsung
sibuk untuk mempersiapkan mobil untuk menjemput mereka. Tiba saat penjemputan,
pagi-pagi sekali aku sudah ribut untuk persiapan perjalan ke pondok gede itu,
adikku yang paling kecil yang masih berumur 2 tahun diajak untuk ikut, padahal
sebelumnya orangtuaku berpesan untuk tidak mengajaknya.
Kagetnya setelah sampai dipondok
gede dan bertemu dengan kedua orangtuaku, adikku yang paling kecil itu merasa
takut ketika umiku ingin menggendongnya, sepanjang perjalanan adikku itu hanya
ingin bersama ayahku, *sedihnya,,,,. Dua hari setelah kedatangan orangtuaku
itu, adikku yang paling bontot itu pergi meninggalkan kami semua, dan selama
dua hari itu ibuku tidak sama sekali menggendongnya, wajar ketika itu umi
langsung pingsan. Ini masih menjadi misteri buatku,,,,.
Satu lagi yang tidak bisa hilang ingatan, tidak lama setelah kematian adikku itu, tergantikan oleh sosok
yang mungil, lincah, dan lucu. *Adik baru, sejenak kami bisa melupakan
kesedihan itu, namun di usianya yang ke 2,5 tahun, yang lagi lucu-lucunya dan
baru berani ke warung sendiri, adikku itu sakit panas * panaaaaaaaaaaas banget,
aku sendiri tidak tega melihatnya *masa ciy,,,,. Ketika aku terlelap tidur,
saudaraku membangunkanku dan ngasih tau kalau adikku telah kembali menyusul
Endu *hiks,hiks,hiks,,dan yang membuatku kepikiran ampe sekarang, adikku itu
disepanjang sakitnya selalu menyebut umi, umi, umi,, tak ada ucapan lain yang
keluar dari mulutnya selain panggilan umi, beda banget sama Endu yang sebelum
meninggal hanya ingin di gendong sama ayah dan sama sekali seperti tidak
mengenal umi. Ada apa y,,,?
Sekolah yang
Menyimpan Misteri
Kok aku kasih judul gytu y,,wajar saja kali soalnya sekolahku itu berada
tepat di belakang pemakaman *ikh,,,serem, aku juga heran kenapa aku mau sekolah
disitu,, dan lagi di sekolahku itu ada penghuni setia *orang gila,,,,,,. Setia
banget sampai sekarang pun masih ada, setiap pagi dia tidak nampak di sekolah *
cari nafkah kali y, namun kalau aku berangkat lebih pagi tarohlah sebelum jam
6, dia masih stand by disitu, dan akan kembali sekitar jam 5 sore, *kok tau
se’detail itu, jangan-jangan dulu ng’fans y,,,? Enak adza…. Tapi santai adza,
dia gag jahat kok, dan dia juga tidak pernah terlepas dari bajunya, gag seperti
orang gila yang sesekali aku lihat di kota bandung ini,,,* ikh serem,,
bugil,,hayooooo. Pernah suatu waktu bertanya pada warga sekitar tentang penyebab
kegilaannya * peduli banget y,,? Dan ternyata dia gila karena batal kawin, yang
membuat dia stress karena undangan telah disebar dan mungkin cinta mati sama
yang jadi calon istrinya * kasian banget y,, mudah-mudahan ini tidak terjadi
pada calon pendampingku, amit-amit
dech,,,
Hal itulah yang menyebabkan pada setiap acara kenaikan kelas tidak
pernah ada pesta atau acara tari-menari dan sejabanya. Namun aku tak pernah
kehabisan akal, karena ayahku salah satu bagian dari SDN Cipetir II, SD
tetangga, aku selalu ngintil dan menikmati meriahnya acara kenaikan kelas, ya
walaupun bukan disekolahku dan bersama teman-teman yang tidak seperjuangan. *
segitunya y,,,,.
Terobsesi To
Be Star…
Jangan salah loch,, si Aku ini selalu pengen jadi juara gag di kelas, di
rumah, di pengajian,,nyadar-nyadar sekarang dech lw aku ini kayanya egois
bgt,,tp aku gag pernah ciy ampe ke dukun atau ngelakuin aksi anarkis bwt
dapetin yang aku mau,,*cie,,cie,, meuni asa,,
Oiya, aku ini termasuk anak yang rajin nabung pula, ya walaupun uang
yang aku tabung dari uang saku yang aku dapat setiap pagi, lw pnegen jajan
minta lagi,,*pinter bgt y akalnya,,,.truzzz pas abiz kenaikan kelas, ayahku
suka ngajak anak-anaknya bwt jalan-jalan kemana gytu, tapi aku jarang sekali
ikut, soalnya takut mabok*wkwkwk ketauan lw dlu’y tukang mabok. Aku lebih asyik
diem dirumah dengan uang jajan 10x lipat dari biasanya. Pernah pas kelas 6
sebagai hadiah istimewa sudah bisa membuat tersenyum sang Ayah aku diajak buat
main ke Lampung, hanya aku yang diajak tidak dengan saudara-saudara yang
lainnya. Pertama kali jalan jauh-jauh plus pertama kali naik kapal laut
walaupun Cuma beberapa jam, tapi asli,,!! pas ntu aku mabuk bgt, gag bisa
nikmatin asyiknya nikmatin pemandangan, nikmatin pasir putih, sunset di
tengah-tengah laut, pokoknya yang ada dalam pikiranku saat itu pngen ada
dikasur yang empuk dikamarku. Tersiksa banget rasannya,,Tapi alhamdulillah
sejak saat ntu aku gag mabok lagi alias hobinya ngabisin uang buat ngunjungin
tempat-tempat baru.
Karena ku selalu terobsesi buatt jadi yang terdepan, makanya pas di
Diniyah ngadain lomba puisi, aku ikut,, aku tampil dengan PD’nya dengan
ekspresi yang ku buat sendiri plus gerak gerik tangan yang kurang nyambung, dan
akhirnya aku bisa jadi Juara Satu. Oiya, pas SD juga pernah loch diajak ke
kecamatan buat lomba bahasa indonesia, tapi pas liat tampilan anak-anak lain
yang rapi plus kayak orang pinter gytu, aku agak minder, alhasil aku gag masuk
sepulh besarpun.
Dari kecil aku lumayan dah jadi orang sibuk, padahal harusnya masa kecil
ntu bagusnya main y,,, pagi-pagi aku harus masuk sekolah SD, siangnya ke
diniyah, sorenya ngaji, alhasil hanya disela-sela itulah aku bisa main, atau
kadang aku memanfaatkan waktu di kelas, atau pengajian buat main, alhasil dapat
teguran alias punishment dari bapak guru.
Masalah percintaan tak begitu rumit waktu di SD mah, secara istilah
pacaran waktu itu tidak terlalu marak. Kebetulan saat itu aku dan teman
sekelasku hanya berjumlah 28 orang, 14 laki-laki dan 14 perempuan kalo tidak
salh, jadinya sejodoh, aku dapat pasangan si Sapru yang biasa jadi saingan, ya
lw aku juara satu, dia dapat juara duan dan sebaliknya. Tapi itu hanya iseng
adza tidak berlanjut sampai sekarang.
Masuk ke
jenjang SMP
Dari pas kelas lima SD, aku sudah punya niat buat masuk pesantren, kayaknya
asyik gytu jauh dari orang tua dan dikasih uang lebih daripada tinggal dirumah.
Alhasil pas selesai kelulusan, ayahku mengajak aku buat nengok calon
pesantrenku, tempatnya itu di Parungkuda, deket jalan, deket pasar pula,
strategis banget,,, tapi sayangnya di sekolahnya tidak ku temukan laboratorium
komputer, alhasil aku menolaknya, ya walaupun sedikit menyesal. Keesokan
harinya aku diajak buat lihat pesantren rekomendasi dari teman ayahku, tepatnya
di panagogan, Gunung Endut, Sukabumi. Entah kenapa saat masuk gerbangnya, aku
langsung tertarik, kayanya nyaman banget buat nuntut ilmu, plus sudah ada
laboratorium komputer, walaupun tepatnya di kota-kan alias pegunungan.
Beberapa hari sebelum masuk sekolah aku diantar ke pesantren hanya
diantar dengan ayahku, tapi itu tak membuatku su’udzon, toh aku yakin umiku
juga sayang banget sama aku.
Sampai dipesantren aku disambut hangat oleh teh Hj. Endeh dan the HJ.
Esih, kebetulan aku juga masuk kesitu bareng sama teman SD ku Dini, aku dan
Dini dititipkan ke teh Tuti yang merupakan Roisah saat itu, kesan pertama kayaknya
galak gytu,. Seminggu kemudian Dini sudah ditengokin lagi oleh orangtuanya, dan
aku hanya dititipi selembar surat dari keluargaku, pertama kalinya aku nangis
karena sebelumnya aku gag nangis beda sama teman-teman anak baru lainnya yang
pada nangis setiap malem.
Hari demi hari aku lewatin. MOS,, ketemu sama teman-teman baru,
kebetulan aku beda kelas sama Dini, alhasil aku dikelas Cuma sendiri, aku tidak
inget bagaiamana aku kenal sama gita, ia, acuy, Ui, datuy, and temen-temen
lainnya. Pokoknya aku ngerasa nyaman banget temenan sama mereka, jajan bareng,
ngerjain PR bareng-bareng dikelas, dan sekali-kali badung dikit bareng mereka.
Pernah pas kelas 2, aku disuruh jadi ketua kelas, pas aku menyampaikan
misiku buat bisa menjadikan kelas terbaik dibandingkan dengan kelas lainnya,
temen-temen sangat setuju, tapi pas aku bilang kalau gag ada guru pun kita
tetap belajar, mereka nyorakin aku alias tanda tak setuju. Tapi aku tetap jadi
ketua kelas pula.
Sekolah sambil pesantren, lumayan pusing.. Bangun pagi-pagi, trus shalat
berjamaah di mesjid, sorogan ampe jam 6, truz siap-siap buat sekolah. Masalah
mandi dipesantrenku merupakan masalah yang slalu jadi kontrovensi, sebelum
mandi harus ngantri panjang mulu, harus nyarter dlu, tapi untungnya aku sekamar
dengan orang-orang yang rajin bangun pagi, alhasil ketika aku bangun tidur aku
bisa langsung mandi. Tidak seperti temen-temen yang lain kalo pagi hari suka
riweh. Belom lagi masalah sarapan, riweh pisan, tapi pas kelas satu aku masih
ikut kos, alias makannya disiapin sama ibu pesantren. Beda lagi pas aku masuk
kelas dua, aku ikut kelompok masak dan setiap pagi dan sore harus masak, tak
ada kompor apalagi kompor gas, ketika aku pengen makan mie pun harus bercucuran
aira mata dulu karna kami hanya menggunakan kayu bakar *qonaat ney….., mending
kalau kayu bakarnya kering, lah ini kadang-kadang kayu bakarnya basah.
Benar-benar hidup yang penuh perjuangan dan
dituntut buat mandiri. *Cayooooooo….!!
Siangnya aku belajar di sekolah, waktu istirahat aku habiskan buat
nongkrong di kantor karna sudah terlanjur deket dengan guru-gurunya, aku sudah
terbiasa disuruh-suruh buat ngebeliin makan
atau sekedar nyeduh kopi. *jadi siswa yang berbakti ceritanya.. Tapi aku
ngerasa nyaman tidak merasa terbebani, serasa punya orang tua banyak.
Jam satu aku pulang sekolah, istirahat setengah jam trus langsung
pengajian balaghan sampai ashar. Setelahnya shalat berjama’ah dan
langsung sorogan ampe jam 5 dilanjutkan buat bantuin masak ampe beres, mandi *kadang-kadang
kalo ada waktu. Maghribnya harus jama’ah berlanjut belajar Al-qur’an, shalat
isya berjama’ah dan langsung ngaji lagi ampe jam 10. *hebat banget y,, secara
dulu pas masa itu aku soleh banget, nurut bnaget sama guru, dan ngerasa masih
kecil ciy, gag kenal cowok, pokoknya belajar dan belajar,,, berjuang dan terus
berjuang, jangan sampai ngecewain orangtua. Life is Struggle_
Aku juga ikut kegiatan pramuka, kelas dua dah diangkat jadi pratama,
paling sering ikut camping, padahal di pesantrenku itu paling sulit minta izin
buat ikut kegiatan keluar. *kok bisa,,,?? Secara pas ntu sekelas sama yang
punya pesantren and kita itu nyobat banget, aku suka diizinin buat ikut camping
ntu karena sekalian suruh nemenin sang anak tercintanya. AKu dan sobatku lia
itu ikut kegiatan pramuka kecamatan pula, setiap minggu latiahan di kecamatan,
dianter pakai mobil krista *gimana gag buat orang sirik coba,,,?? Pernah pas
ikut camping di jampang, walau campingnya Cuma 2 hari tapi ngebuat wajahku yang
item manis jadi kayak item sawo buruk, *wkwkwkwk..
Di masa Tsanawiyah ku ntu ada istilah kakak angkat adek angkat gitu, aku
juga punya kakak angkat, dia Pradana di pramuka, sering kali anak-anak Aliyah
ngajar pramuka di kelas kita, jadinya aku kenal dekat, kita dah kayak sodara
banget, dia baik dan perhatian. Ampe pas abis lebaran aku kasih surat ucapan
idul fitri, dan diujungnya aku tempeli gambar eceng sebagai signature (with
love dz), dan itu membuat dia ngambil kesimpulan kalau aku cinta sama dia,
* wkwkwk,, padahal itu tu signature ku karna kau nyontek signatur teh Liestrya.
Itu ngebuat dia kirim surat buat mengungkapkan perasaan cintanya *maklum belom
musim hp. Tapi aku tak menerimanya, karna aku tak lebih menganggapnya sebagai
seorang kakak. Dari situ kita jauhan, tak pernah komunikasi lagi apalagi
ketemuan walau hanya sekedar curhat sadja. Aku hanya mendapat secarik kertas
selesai kelulusan ucapan selamat plus permintaan maaf. Dan dari situ aku dapat
kabar kalau dia jadian sama teh Dede, merupakan temen deketku juga di
Pesantren, biarlah,,,toh aku sendiri emang ngerasa gag punya rasa sama kakak
angkatku itu, hanya sadja aku ngerasa kasih sayang dari kakak angkatku itu
terenggut sama pacarnya, *Curhat nieeee. Sudahlah semua itu sudah berlalu dan
kita pun tak pernah komunikasi lagi hingga ampe sekarang.
Di Pesantren aku deket banget sama teh liestriya dan teh Maria, mereka
seperti kakak dan ibuku, mereka perhatian banget dan mereka sering kali
mendampingiku saat aku susah, tidak memahami pelajaran, ataupun saat aku sakit.
* Makasih banyak ya teh,,, tapi itu tidak mulus ampe aku lulus, karena aku
ngerasa aku takut tak bisa hidup tanpa mereka, jadi sebelum lulus aku sedikit
ngehindar, aku sangat ngejaga jarak sama mereka. Dan itu membuat mereka
bertanya-tanya dan membuat mereka merasa bersalah. Tapi aku berhasil buat
mereka paham atas apa yang aku lakukan. Kegiatan rutin kita itu kalau mau ke
kamar mandi malem sebelum tidur, kita harus bareng-bareng tidak boleh tidak,
kalau tak bareng berarti ada sesuatu yang tak beres. Sejak itu pun, setiap aku
pulang ke rumah, oleh-oleh yang harus ku bawa adalah sambal ati dan semur
jengkol karena itu merupakan makanan favorit kita. Dan sejak deket sama mereka
aku jadi hobi baca buku, aku termotivasi sama teh Liestriya yang pinter banget
plus dewasa. Aku dipaksain buat baca buku, dan alhasil pertama kali aku baca
novel LAila-Majnun ampe 15 hari, *wajar,, permulaan, sementara teh Liestriya
sendiri kalau baca novel tebel tuch paling hanya menghabiskan satu atau dua
hari sadja. Sampai-sampai pas ultahku yang ke-14 tahun aku dikasih buku 13+ sama
teh maria atau lebih akrabnya di panggil teh Za’o.
Kebiasaan kami pun kalau ada salah satu dari kita ada yang mau pulang,
malemnya harus kumpul dulu, kalaupun enggak bikin surat and suratnya disimpen
di atas lemari, teh maria tuch kalau bikin surat ujung-ujungnya pasti dibakar,
lucu and kerasa romantis banget dech,,,*Huss..! he,he.
Keingetan waktu POPDA ( Pekan
Orientasi Pondok Pesantren Darul Ahkam ), aku mengikuti dua perlombaan, ikut
tahfidz hadist arbain dan bahsul kutub safinah, alhamdulillah
dari lomba itu membuat aku terkenal di seantero Darul Ahkam, banyak temen-temen
dan kakak kelas yang menjuluki aku helikopter, blender, pemecah rekor atau
julukan-julukan yang lainnya, itu karna katanya pas aku persentasi hafalanku di
depan guru-guruku katanya cepet banget bak blender dan lolos ampe 42 hadist, tidak
seperti temen-temen lain yang hanya 10 ampe 20 hadis yang mereka hapal. Jangan
salah loch sainganku banyak mereka yang anak ALiyah, ya walaupun di pengajian
sekelas, tapi kan kalau dari segi umur mereka tiga tahun lebih tua dari aku. Mau
tau rahasianya,,,??? Itu karna aku anaknya nurut banget, jadi sebelum
persentasi aku tidak menghapalnya, tapi aku hanya mengulang-ngulang sadja,
karna jauh-jauh hari aku sudah menghapalnya, targetnya apa yang dipelajari hari
ini besoknya harus hapal sebelum mendapatkan pelajaran baru hadist arbain.
Dan tak disangka aku pun dapat juara pada perlombaan bahsul kutub, padahal
preferku tidak terlalu maksimal, aku hanya sedikit membaca
mengulang-ngulang dan ketika persentasi pun alakadarnya sadja, sebisanya adja.
Tapi hasilnya membuat ayah dan Ummi ku tersenyum bangga.
Pernah pas sekolah mau akreditasi, aku ikut sibuk menyiapkan semuanya,
bikin perpustakaan dadakan, ngeberesin ruangan kepala sekolah ampe larut malem
bersama guru-guru dan kepala sekolah. Paginya pas akreditasi, aku pun ikut
disuruh ngisi kuesioner dari penguji sebagai perwakilan dari siswa. *Serasa
gimana gytu ya,,,??
Oiya, walaupun pesantrenku berada di dataran pegunungan, tapi
sekali-kali pernah mengalami kesulitan air yang membuat semua santri tidak bisa
mandi, wkwkwk, kalaupun mandi, harus berjalan ke sungai dulu, kurang lebih
perjalanan setengah jam, Ci Tadah gytu
loch, untuk sampai kesana kita harus melewati sawah-sawah, kebun-kebun plus
kandang ayam pula. Kalau kayak gini keadaannya, kita bangun pagi jam 3 dan
mencari air buat wudlu shalat subuh plus harus nahan kentut di jalannya.
*wkwkwkwkwkwkkk,,,.
Kenaikan kelas di Sekolahku tidak terlalu istimewa, waktu kelas satu
kita jalan-jalan bareng se-Yayasan ke situ gunung, ngadain beberapa permainan, pembagian
rapot, langsung dikasih rapot. Kelas duanya acara kenaikan kelas disekolah, aku
mendapat tugas buat bacain shalawat plus bacain kata-kata buat kelas tiga yang
lagi kelulusan. Kelas tiganya hanya mengadakan perayaan sederhanaa. Namun kita
sekelas inisiatif buat maen bareng-bareng ke Pelabuan Ratu buat merayakan
kelulusan kita. Berangkat dengan mobil dogong (buat ngangkut domba gytu), tapi
jangan salah kita fun bangeut, seru abiss,, nyanyi-nyanyi di jalan, maenin
gitar, melawan ombak bareng-bareng, asyiknya tiada tergantikan. Ya walaupun aku
perginya sembunyi-sembunyi alias gag bilang buat ke pelabuan, bilangnya hanya
maen ke rumah temnen adja. *Maafin aku bunda…..
Ada lagi acara tahunan di sekolahku, POSDA ( Pekan Orientasi Sekolah
Darul Ahkam ), tapi aku ini selalu jadi panitia, padahal kepanitiaan di
dominasi sama anak-anak SMA. Perlombaan berkisar kaya lomba pidato, puisi, dan
olahraga. Enjoy banget karena aku bisa punya banyak teman dari anak-anak
Aliyah.
Selama aku pesantren disana, aku hanya beberapa kali pulang ke rumah,
setahun hanya mendapat kesempatan 4x pulang, pas Idul Fitri, Idul Adha, Munggah
(satu hari sebelum ramadhan), dan pas waktu liburan sekolah sadja. Dan kalau
ada acara apa-apa di rumah dan harus pulang, pulangnya harus dijemput.
Pernah waktu liburan Idul Adha aku dan teh Syifa main ke rumah teh Devi
di Cipeteuy, daerah kalapanunggal, perjalanan yang jauh plus yang pertama
kalinya, disana udaranya dingin banget secara disana sini terlihat gunung dan
kebun teh yang ajib bangeut. Keesokan harinya, kita bertiga main ke Gunung putri
daerah Bogor, sayangnya kita hanya sampai sadja, karena perjalanan macet dan
mobilnya muter. Setelah kita shalat dan makan, kita terpaksa langsung pulang
karena besoknya Idul Adha. Sampai Di Ciawi, aku tak dapat mobil, calon
penumpang banyak banget, sementara angkot yang lewat penuh terus, hari sudah
sore, sehingga aku terpaksa naik angkot dan hanya duduk nempel sadja, tapi itu
tidak lama karena beberapa menit kemidian ada yang turun sehingga aku bisa
duduk nyaman dan sampai di rumah dengan selamat. *Alhamdulillah
Kebiasaan di Pesantren kalau ada yang lagi ulang tahun pasti selalu
dikerjain, begitupun dengan aku, pas aku ulang tahun di kelas satu aku
kehilangan uang plus uang di celengan juga, aku kelimpungan setengah mati, kemana
larinya uangku, selama di pesantren itu aku belum pernah merasa kehilangan.
Ternyata eh ternyata teh Maria yang berhasil menyembunyikan uangku plus
berhasil membuatku nangis. Lalu pas aku kelas 2, semua pakaianku di obrak-abrik
dan pakaian yang jadi rahasia negara di pampang di jemuran depan dan banyak
sekali pakaian kebangsaanku yang di pasang corat-coret dengan kalimat-kalimat
yang memalukan, ternyata di balik semua ini teh erna biang keroknya.
Beranjak ke Ulang tahun kelas 3 aku sudah antisipasi membawa kunci kemanapun
aku pergi, kunci tidak lepas dari tanganku, namun ternyata dibalik dugaanku,
setelah pulang sekolah mulai dari kelas aku sudah dapat telor gratis plus
terigu *coba adza dimanfaatin buat bikin martabak telor, enak kali y,,. Ketika
perjalanan menuju asrama pun aku dapat telor gratis pula dari adek dan kakak
kelasku, *apes sudah, entah tampangku saat itu seperti apa. Sampai di asrama
ceplok telor lagi dari teman sekamarku hingga sampai aku beranjak ke kamar
mandi pun masih ada telor menghampiri kepalaku. Setelah aku merasa yakin kalau
temen-temanku merasa puas ngerjain aku, aku langsung menuju kamar mandi, namun
kenyataannya tidak demikian pemirsa, ketika aku mandi pun masih ada dua telur
mengenai kepalaku, entah dari siapa lagi itu, yang pasti perasaanku campur aduk
antara seneng dan kesal. Aku bahagia karena temen-temen ku inget akan ulang
tahunku, tapi di sisi lain aku merasa kesal banyak telor yang mubajjir plus
pusing banget kepala ini. Entah berapa set shampo yang aku habiskan untuk
mencuci rambutku. Selesai mandi, aku langsung beranjak untuk ganti baju,
alhasil aku menemukan beberapa kado imut dari teman-temanku, alamak,,, seneng
nya,,, makasii banyak y kawan,,,! Tidak akan terlupakan sampai kahir hayatku.
*ikh lebay pisan….
Lupa kalau waktu kelas dua, aku pernah maen ke pangandaran, gratis’an,
hadiah dari depag buat yang jadi juara dikelasnya ditemani kepala sekolah,
*sebuah kebanggan… kita berangkat 3 bus yang diisi oleh beberapa teman-teman
se-MTS se-Sukabumi. Namun ternyata aku bisa berjumpa dengan sebagian teman di
bus ketika aku masuk ke SMA.
Beranjak Ke
Masa SMA
Selesai studi di Madrasah
Tsanawiyah aku melanjutkan ke Madrasah Aliyah Negeri Cibadak, walaupun sangat
sulit sekali meminta restu plus izin dari guru-guruku di Darul Ahkam *secara
anak baik kali y, jadi mereka gag rela buat ngelepas aku, wkwkwkwkwkwk. Tapi
asli aku pun dengan berat hati meninggalkan pondok itu, secara pondok itu telah
membuatku jadi gag oon lagi, aku bisa punya banyak temen, pelajaran, plus pengalaman yang tiada
terhingga. AKh Ery, Pak Edy, Pak Jajat, Teh haji2, teh tuty,teh lies, teh omah,
teh mamay, de windy, de saropah, teh renty, teh syamsi, eceu dan khususnya
akang tercinta yang tiada duanya yang sangat bijaksana sekali. Terima kasihku untuk
guru-guruku.
Cinta kawan yang tak
sepadan
Cinta guru yang tak berujung
Cinta ibu-bapak tak berbalas
deberikan sepanjang jalan
Cinta Rasul bagaikan
air mengalir pada umat-Nya
Cinta Allah sebuah
misteri bagi setiap hamba-hambanya
Pertama kali aku menginjakkan kaki di MAN Cibadak, aku merasa berada di
dunia yang baru aku kenal, di antar daftar dengan ayahku dan saat itu juga aku
langsung di interview sama panitia penerimaan siswa baru disana. Keesokan
harinya aku pun datang ke MAN 2 bogor untuk observasi aku juga tertarik buat
nuntut ilmu disana, secara bersebrangan dengan gramedia plus Mc Donald, tapi
setelah aku bertanya-tanya mengenai uang masuk plus uang smester disana aku
langsung teringat akan kedua orang tuaku yang masih banyak tanggungan membiayai
tetehku kuliah plus adik-adikku sekolah. Aku jadi terpikir untuk belajar di MAN
Cibadak sadja.
Hari pertama masa orientasi siswa alias MOS, aku hanya datang sendirian
karena dari Darul Ahkam hanya aku sendirian yang masuk ke MAN Cibadak, wong
yang daftarnya adja dari Darul Ahkam Cuma aku sendiri. *wkwkwkwkwk.
Berangkat dari rumah abiz subuh
teng karena harus kumpul jam 06:00, keesokan harinya aku masi berangkat abis
subuh walaupun waktu kumpul di undur jadi jam setengah enam, namun pas hari
ketiga kita disuruh kumpul jam 05:00 alhasil aku berangkat sebelum subuh alias shalat subuh di sekolah. Secara jaraknya yang
beda kabupaten, rumahku di Bogor and sekolahku itu di sukabumi.
Pagi-pagi sampai di sekolah, ikut kegiatan MOS dengan tertib, secara mau
ngebadung masi jaim kan anak baru,
kegiatan MOS selalu selesai jam 17:00 dan pengumuman-pengumuman hingga akhirnya
aku harus shalat maghrib di Sekolah. Alhasil aku sampai ke rumah jam 20:00 malah
pernah nyampae rumah jam 21:00, jadi persyaratan-persyaratan yang harus dibawa
buat keesokan harinya yang nyiapin ayahku. *maafkan aku Ayah….
Tidak lama setelah sekolah berjalan, aku harus berangkat jam 06:00
karena sekolah masuknya jam 07:00 tidak boleh telat. Lama-kelamaan aku ngerasa
jenuh juga setiap pagi harus nunggu kolmini belum lagi macet yang tiada duanya,
dari situ aku memilih alternatif buat masuk ke pondok pesantren. Karena jika
kos saat itu tidak memungkinkan.
Aku memilih As-Salafiyah Nurul Hikmah sebagai tempat tinggalku selama
sekolah di Man Cibadak, selain pengajiannya yang menggunakan sistem salafi yang
mengkaji kitab kuning, As-Salafiyah NH juga aksesnya dekat dengan jalan dan
ketika menuju ke sekolah hanya mengeluarkan uang seribu adja untuk ongkos
angkot.
Bukan hal yang mudah mencari pesantren yang bisa sekolah keluar, karena
biasanya setiap pesantren pasti menyediakan sekolah disitu dan ketika sebuah
pesantren tidak menyediakan sekolah, pesantren itu akan menggunakan sistem
salafi yang mengharuskan para santri hanya mengkaji kitab kuning sadja. Dan
ternyata tidak hanya aku sadja yang memilih pesantren itu sebagai pijakanku, tapi
banyak teman-teman yang di luar sukabumi ataupun teman-teman yang rumahnya agak
sedikit nyingcet(jauh dari akses jalan raya) memilih pesantren sebagai tempat
tinggalnya. Seperti uji, mvit, nzo, soli, itoh, heni, dan banyak lagi baik
santri putra ataupun santri putrinya.
Sekolahku lumayan ketat alias disiplin, setiap pagi kepala sekolah dan
pembina OSIS selalu nongkrong depan gerbang dan siap-siap memberikan sarapan
pagi untuk anak-anak yang telat datang ke sekolah, belum lagi hukuman dari guru
yang mengajar dikelas. Pernah suatu pagi pengajian di pesantren selesai jam
06:30, aku tidak sempat sarapan malahan memakai jilbab pun sambil jalan, sampai
di sekolah aku kena hukuman, tidak cukup disitu, aku juga kena omelan dari
kepsek ampe aku nangis *cengeng bangeut y,, gimana gag nangis aku sudah
berusaha buat tepat waktu malahan tidak sarapan dulu eh sampai sekolah malah
dapat hukuman.
Pertama kali masuk sekolah di hari senin diadakan upacara, di akhir
upaca kita baca asmaul husna bareng-bareng, asli baru pertama kali aku saksikan rutinitas
seperti itu, aku nangis tersedu-sedu ngerasa gag punya temen, inget temen-temen
yang dulu di MTS.
Masuk di kelas, teman-teman yang
lain langsung sibuk mencari kelas dan mnempati tempat duduk, sementara aku
hanya menanti sisa tempat duduk yang duduk bareng sama aku, *sedih banget…..
Aku duduk bareng vera, anaknya manis dan baik hati. Namun itu tidak lama,
karena beberapa hari kemudian ada murid baru namanya Dila Silviana Nengtias
yang akhirnya jadi teman sebangku aku. Anaknya cakeup, manis, baik, stylenya
bagus, banyak gaya, dan tidak akan lepas dari minyak telonnya. Aku nyaman duduk
sama dia, tapi kalo dia dah minta contekan tugas uwdah dech sebel dari situ
bawaannya. Itulah awal kerenggangan aku sama dia, akhirnya dia memutuskan untuk
gabung sama anak-anak yang duduk di belakang, ada lia, rahmi, ayu, fitri, dan
lena, mereka menamakannya geng wek-wek gubraks. Kadang aku juga ikut gabung sama mereka, namun sedikit gag nyaman,
secara anak baik kalo diajakin badung, mangkal, atau sekedar cuci mata di gang
sekolah uwdah males dech bawaannaya. Dari situ aku inisiatif buat masuk
beberapa organisasi kaya MPK, kharisma (Keluarga Harapan Remaja Mesjid
Al-Ikhlas), eksak, ikut gabung di koperasi, dan FKPI (Forum Komunikasi Pelajar
Islam) di luar sekolah.
Aku di tempatkan sebagai wakil bendahara di MPK, koordinator shalawat di
Kharisma, dan super visor di koperasi. Setiap hari aku sibuk dengan kegiatan
semua itu, kadang aku baru pulang ke pesantren pada waktu maghrib. Dan hal itu
menjadi problematika keberadaanku di pesantren, aku di pandang sebagai anak
yang tidak berbakti ke pesantren alias badung. *wkwkwkwkwk, tapi jangan salah,
kalaupun jarang ngaji tapi kalau sekalinya ditanya atau disuruh nalar pasti
bisa, *lah kok bisa,,,,,?? He,he kan pernah pesantren dulunya dan kebetulan
kitab yang dikaji gag jauh beda sama yang dulu dipelajari di pesantren. Jadi
kalaupun badung tapi tetep disayang sama guru-guru di pesantren. Sampai-sampai
aku pun dipercaya sebagai bendahara di pesantren yang setiap hari harus
mengkoordinir uang galon, setiap minggu harus mengkoordinir uang kas, dan
setiap bulan harus mengkondisikan temen-temen buat bayar listrik tepat pada
waktunya.
Ketika dipesantren aku punya 3 kawan deket, setiap berangkat sekolah
ataupun berangkat pengajian kita selalu bareng, sampai-sampai kita mengikrarkan
STAR PRINCESS sebagai geng kita,
malah santri putra menjuluki kita sebagai teletubies, geng kita itu terdiri
dari 4 orang, yaitu :
·
Dz sebagai bunda
·
Nzo sebagai ateu
·
Mvit sebagai teteh
·
Nzi sebagai adek
Kita punya motto “SOSOK TERPENTING KEDUA SETELAH KELUARGA”, kita
tuch kompak bangeut loch, apalagi kalau uwdah menyangkut masalah izin pulang
atau datang telat ke pesantren. *kompak kok dalam hal bsthil ciy,,,,.
Di sekolah aku juga mengenal Nurul, Irma, Riri, Aliz, Dinah yang tak
lama kemudian mereka aku nobatkan sebagai sobat terbaikku, asli loch mereka
baik bangeut, tanpa pamrih kita sobatan dan saling kasih perhatian. Karena aku
tidak bergabung dengan wek-wek gubraks, tapi sekali-sekali aku sering ikut
kegiatannya kaya shoping bareng, ngebaso bareng, masak-masak atau hanya sekedar
jajan di waktu istirahat.
Memasuki kelas dua, aku dipercaya untuk memegang peranan penting di
koperasi, waktu istirahatku tersita di koperasi walau hanya untuk sekedar
melayani pembeli, aku ditemani sama irma yang ampe sekarang jadi sobat sejati
buat aku. Dan seminggu dua kali aku harus belanja untuk memenuhi jajanan yang
di koperasi habis. Setiap hari berjalan seperti itu, ku lalui dengan sepenauh
hati dan sangat menikmatinya. Sampai akhirnya aku disuruh untuk ikut latihan
koperasi di Hotel Pesona Bambu selama 4 hari, aku menyambutnya dengan sangat
gembira karna aku sama sekali belum pernah mengunjungi kota bandung, *jangan
bilang-bilang y,,,?.
Di kelas dua kita diharuskan untuk memilih jurusan yang kita mau, dan
aku jatuh pada jurusan IPA, motifnya Cuma pengen gaya adja padahal kemampuanku
di bidang eksak ntu sangat pas-pas’an yang akhirnya itu berimbas pada aktivitas
belajarku yang harus sedikit belajar ekstra dan tak sekali aku harus mengikuti olympiade
matematika *gaya dikit, padahal ntu ajang buat orang-orang yang suka remedial
di kelasnya.
Aku belajar sebagaimana mestinya, pergi pagi pulang sore, istirahat di
koprasi dan sesekali hunting bareng temen-temen. Namun ketika kelas 3, aku
merasa harus memperbaiki semuanya, secara nilai eksakku jebol semua sementara
semua pelajaran eksak di UAS kan, dari situ aku lebih memilih tinggal di kosan,
biar gag terlalu capek pulang bimbel dan malemnya aku bisa meluangkan sedikit
waktu buat memecahkan beberapa soal di buku panduan UAS, soalnya kebanyakan
waktunya digunakan buat nonton sinetron. *wkwkwkwkwkwk.
Aku ngekos bareng Irma, Ndid, Vera, dan May, kita ngekos karena untuk
mengejar jadual bimbel, secara rumahnya pada mojok, bisa-bisa lw pulang bimbel
nyampe rumah waktu isya, makanya kita rame-rame buat ngekos. Namun keputusanku
buat ngekos ternyata menimbulkan prasangka jelek buat guru-guru di pesantren,
mereka menganggapnya aku tuch lebih mementingan urusan umum daripada urusan
agama *dalem bangeut y,,,?? Entahlah, semuanya berlalu begitu sadja.
Saat di pesantren aku tertarik sama cowok SMA, dia tuch pendiem, dingin
sama cewek, plus keliatan soleh. Ngebet bangeut sama dia, ampe-empe aku nekad
buat nyari tau siapa namanya, rumahnya dimana, kelas berapa, ikut organisasi
apa adja, dan buanyak lagi. Dan kini dia jadi belahan jiwa aku…..*wkwkwkwkwkwk
lebay……
Sementara belajar di sekolah berjalan, aku juga ikut FKPI diluar
sekolah, disana aku ketemu sama kak Riyadi yang ngebuat aku gag pernah absen
kumpulan. Aku juga ketemu sama teman SD ku Sapru yang tak lama aku tahu kalau
dia salah satu murid dari SMKN Pertanian. Ajib,,,,!! Aku salut bangeut sama dia
karena walaupun teman-temannya kebanyakan pada terjerumus ke jalan yang kurang
baik, tapi dia tetap terlihat cakeup dengan koko yang dikenakannaya. *Alhamdulillah……..
Setiap tahun sekolah ku memiliki agenda tahunan MCPE (Man Cibadak
Potential Expo) ini tuch hajatnya sekolah kita, kita mengadakan berbagai
perlombaan dari bidang seni dan olahraga yang diikuti oleh sekolah-sekolah
tingkat SMP di Sukabumi, dan setiap jurusan juga mengadakan pameran jurusan
dengan mengekspresikan dan mendemonstrasikan kelebihan jurusannya
masing-masing. Ketika kelas dua aku disuruh ikut buat persentasi dari kimia
dengan membuat jus ajaib dan neon ajaib pula, dan ketika kelas tiga aku
dipercaya menjadi salah satu penanggung jawab stand IPA dan sebelumnya juga aku
observasi ke pabrik tahu-tempe yang ada di Bogor untuk persentasi dari mata
pelajaran biologi.
Ketika esoknya kelulusan, aku dan teman-teman se-kosan nginep di rumah
Vera dan suatu moment istimewa merasuki relung kalbuku. Cowok SMA yang aku suka
dari kelas dua bilang gini :
“Ya Rabb…walaupun aku tidak menghitbahnya langsung melalui orang tuanya,
tapi aku mengkhitbahnya langsung kepada sang pemiliknya yaitu Engkau ya Rabb,
maka izinkanlah aku untuk bisa bersamanya”
Dari situ aku ngerasa melayang ke negeri khayangan, moment yang sangat
diananti selain pengumuman kelulusan, dan itu membuatku menuliskan secarik
tulisan di buku diaryku.
Selasa, 15 Juni 2009
Hari Kelulusan MAN-Cib
Qu bisa terlelap kala keberanian itu
terungkap,Tersingkap merasuki relung jiwaku,
Qu rasakan indahnya bisikan itu hinggga
mengantarkanku pada kebahagiaan terindah, mengajakku tuk merasakan indahnya
bahagia…..
Rabbii… akankah layak aku menatap indahnya
mentari pagi bersamanya….?? ataukah mungkin itu hanya isapan belaka, hanya
impian yang selalu temani hidup dalam tidurku….
Rabbiii… Qu hanya bisa pasrah kepada-Mu..
jaga ia kala penjagaanku tak sampai padanya, berikan kebahagiaan kala Qu tak
bisa membahagiakannya, sanjung ia kala ku harus diam tanpa seribu kata,
menciumnya dalam sujud setiap bisikan do’a…….
Qu hanya ingin kebahagiaan itu bisa
menjadikan senyum semua orang, bisa mengantarkan orang baik pada kebaikan dan
memberi keajaiban dalam seantero kenistaan…..
Setiap acara kenaikan kelas, sekolahku pasti dipenuhi oleh kelas tiga
yang mau kelulusan dengan kebaya berbagai mode, tak lupa alumni-alumni juga
sering kali berdatangan sebagai ajang temu kangeun atau sekedar mengucapkan
selamat buat yang baru kelulusan. Begitupun ketika aku lulus, aku dan kedua
kawanku memakai kebaya yang sama *cari sensasi dikit plus biar keliatan kompak.
Tau gag ciy,,,bulu mata palsuku hanya bertahan beberapa jam sadja, acara belum
mulai aku uwdah mencopot bulu mataku ntu, abisnya ribet bangeut…… *maafkan aku
ya mbu.
Selesai kelulusan aku dan temen-temen sekelasku refseshing ke Anyer
bersama beberapa guru, tak lupa kita juga mampir untuk berziarah ke salah satu
wali yang ada di Banten, tapi kita lebih banyak menghabiskan waktu di Anyer
dengan acara makan bareng dan main banana boot.
Ketika selesai bermain ada acara yang tidak mengenakan dan membekas
sampai sekarang, salah satu teman kita ada yang nyatain cintanya, Cuma dia
ditolak, masi sama temen sekelas, dan sang cowok bukannya menerima dengan
lapang dada tapi dia malah minum minuman yang di sembunyikan di tasnya, entah
itu minuman apa tapi yang pasti minumannya itu membuatnya terjun ke laut. Aku,
temen-temanku, dan beberapa guru sibuk buat mengejarnya dan kita berhasil buat
menangkapnya. Namun ada hal yang tak mengenakan hati juga, Pak Ansor guru
matematika hp’nya tercebur sampai tak bisa hidup lagi ketika hendak menolong
teman kita yang mau terjun ke laut *kacian bangeut ci bapak… Asli ampe sekarang
aku ngerasa gag enak banget, karna aku merupakan dari kepanitian dan aku tidak
bisa memberikan kepuasan buat semua teman-teman. *menyedihkan sekali.
Selesai lulus dari MAN, aku punya mimpi buat bisa kuliah di Kairo, namun
mimpi itu tidak terwujud karena telat informasi plus gag punya jaringan yang
bisa aku andalkan. Akhirnya aku mencari-cari peluang beasiswa agar aku bisa
melanjutkan ke perguruan tinggi dan akhirnya aku kepincut sama LIPIA yang di
Pasar minggu, aku coba buat dafar dan ikut tes, namun hasilnya tidak membuatku
bisa menikmati pendidikan di kampus itu.
Dalam masa yang sangat sulit dan menyedihkan, aku disuruh daftar ke
L_Sia yang di Cibinong sebagai upaya mengisi waktu untuk masuk ke LIPIA di
tahun depan. Setelah aku ikut tes dengan ketidak PD’an karena calon mahasiswa
yang lain rata-rata jilbaber dan sebagian ada yang menggunakan cadar ternyata
aku diterima juga. Selanjutnya aku mengikuti pembelajaran dan tinggal di Sakan
(rumah) dengan teman-teman yang berasal dari berbagai Provinsi.
Pada permulaan pembelajaran aku sangat menikmatinya. Teman-teman yaang
sudah dewasa, baik, dan penuh perhatian. Tugas yang banyak dan kegiatan yang
padat membuatku terlupakan pada keinginanku untuk kuliah di Kairo atau
minimalnya di UIN Jakarta. Namun itu tidak bertahan lama, ketika salah satu
dosen di L-Sia menyebutkan bahwa yang
berziarah itu berarti menyekutukan Allah itu membuatku risih ditambah dengan
doktrin-doktrin yang lainnya yang membuatku terpojok dan tidak bisa mengadakan
pembelaan yang berati. Namun dari hal itu juga membuatku termotivasi buat
memahami islam secara kaffah dan timbul keinginan untuk bisa menguasai fiqih
lima madzhab.
Setelah belajar sebulan di L-Sia terpotong dengan puasa ramadhan plus
lebaran idul fitri, aku pulang ke rumah dan menikmati liburan idul fitri juga
di rumah, dan ketika liburan itu aku mendapat telpon dari pak Ade untuk bisa
datang ke Man Cibadak. Setelah pak Ade melontarkan beberapa pertanyaan, beliau
langsung menyuruhku untuk mengikuti salah satu program beasiswa kajian
keislaman dari Depag untuk beberapa pilihan jurusan yang tersebar di UIN
se-Indonesia. Aku mengikutinya, melengkapi persyaratanya setelah melalui proses
yang tidak mudah, dan pergi ke Bandung untuk mengikuti tesnya.
Ketika itu waktu pembelajaran di
L-Sia sudah mulai dan aku masih berada di Bandung, aku izin tidak masuk dengan
alasan ada kepentingan keluarga. *maaf y uwdah boonk dikit.
Selama menunggu pengumuman dari depag, aku mengikuti pembelajaran di
L_Sia seperti biasanya. Persentasi hapalan hiwar, baca qiroah, menghapal
mufrodat, dan seminggu sekali menyetor hapalan Al-Qur’an dan belajar di
Laboratorium bahasa. Aku enjoy bangeut belajar disana, namun beberapa waktu
kemudian aku harus pergi meninggalkan L-Sia dan mengikuti perkuliahan di UIN
Sunan Gunung Djati Bandung.
Ketika di Bandung aku lebih memilih tinggal di Miftahul Falah karena
sebelumnya ada temanku yang masuk kesana, jadi gag terlalu tibet membawa
perlengkapan tidur ataupun lemari, sementara nebeng dlu gag apa-apa kali. Namun
aku hanya bertahan beberapa bulan saja, karena ketika pencairan uang beasiswa
maka seluruh mahasiswa beasisa kajian keislaman harus tinggal di Pondok
Pesantren Al-Ihsan, ya walaupun uang beasiswaku belum cair karena ada kesalahan
tekhnis aku pun tetap mengikuti kebijakan yang telah ditetapkan oleh Fakultas
hingga bertahan sampai sekarang. Berbeda dengan teman-teman yang lainya yang
emang rata-rata tidak memiliki pengalamn hidup di Pesantren yang memiliki
sejuta keunikan, mereka di semester 3 ini lebih mimilih tinggal di rumah
ataupun ngekos.
Di sela-sela libur kuliah aku mengikuti beberapa organisasi di
Pesantren, seperti naqish(nasyid, qasidah, shalawat), Fosdai(forum Silaturahmi
Da’I Al-ihsan), dan marawis. Tujuannya supaya gag jenuh dan gag mandet, plus
ngembangin potensi dan nambah teman.
Semenjak uang beasiswaku cair, aku berusaha untuk tidak di subsidi lagi
oleh orangtua, namun ternyata tidak semudah membalikan telapak tangan karena
aku sering kali tidak bisa menahan keinginan untuk shoping atau sekedar
jalan-jalan,*hedon bahasa kitanya mah. *ada yang tau solusinya,,,,?
Uwdah dulu akh,,,, by,by,by,by… KeeP SpiRit…!!!!
Perjalanan hidup yang inspiratif dibalik wanita hebat,..
BalasHapussemoga sukses selalu ya teh,.....
keep strugle dear..... perjuangan kita yg dinilai-diganjar (diapresiasi) n ternyata hasil kadang bisa menjadi nomor 2...
BalasHapus