Kamis,
22 Agustus 2013 Dilaporkan Bahwa peserta Indoneisia Bangun Desa yang masih
tertinggal di YAPIPI (Yayasan Pengembangan Insan Pertanian Indonesia) telah
melakukan kunjungan ke kampoeng Bisnis Tegalwaru yang ada di
Tegalwaru-Ciampea-Bogor. Saya dan 12 peserta lainnya menuju lokasi dengan
menggunakan angkot (alat transportasi Wajib di Bogor, konon Bogor di sebut
sebagai kota seribu angkot). Kita menemukan sebuah desa yang asri, masih hijau
dan sejuk. Yang lebih menarik adalah disana terdapat banyak UKM yang tercipta
berkat kerja keras Bu Tatiek sebagai pelopor kampoeng Bisnis Tegalwaru yang
memberdayakan masyarakat Desa Tegalwaru melalui sektor ekonomi dengan
mendirikan berbagai kegiatan usaha.
Kampoeng
Bisnis Tegalwaru sering kali menjadi tempat wisata pilihan dan referensi untuk belajar
berbisnis. Disana terdapat proses pembuatan Nata De Coco, proses pembuatan
kerupuk, bongsai yang dipasarkan ke Sumedang, Pembuatan tas yang sudah
dipasarkan sampai ke Hongkong, budidaya dan pengemasan obat-obatan herbal,
budidaya dan pengolahan sapi potong dan kambing, pembuatan wayang, pembuatan
gendang, dan lainnya. Hebatnya semua usaha itu dilakukan dengan konsep
pemberdayaan sehingga kebermanfaatannya dirasakan oleh setiap elemen
masyarakat. Untuk ke depannya Bu Tatiek sebagai Pelopor kampoeng Bisnis
Tegalwaru akan membangun wisata yang serba air, games edukasi dan bisa sambil
belajar budidaya berbagai macam ikan.
Kampoeng
Bisnis Tegalwaru sering juga menerima siswa dan mahasiswa dari berbagai
Universitas yang magang untuk bisa belajar jenis usaha disana, dengan sangat
terbuka Bu Tatiek memberi kesempatan untuk dapat belajar disana secara lebih
dekat dan aplikatif. Sehingga keberadaan Kampoeng Bisnis Tegalwaru tidak hanya memberi
benefit pada masyarakat sekitar akan tetapi setiap elemen masyarakat bisa
merasakannya juga dengan senang hati.
Salah
satu tempat yang kami kunjungi saat itu adalah Sari Sehat milik Ibu Sutiah,
disana kami diberi pengarahan mengenai manfaat obat-obatan herbal dan
mengelilingi kawasan budidaya tanamannya sehingga kegiatan belajarnya terasa
lebih menyenangkan dan mengena karena tidak hanya sekedar di beri materi saja.
Bu Sutiah telah memiliki 120 species tanaman herbal dimulai sejak tahun 2007.
Berawal dari hobi dan pernah mengalami sakit yang mengharuskan beliau di rawat sehingga
memaksa beliau untuk mencari obat-obatan alternatif dan ternyata tak jauh
ditemukan di dapur. Untuk ke depannya beliau tidak hanya ingin menjadikan Sari
Sehat sebagai Laboratoriumnya IPB saja, akan tetapi beliau lebih jauh ingin
memilki klinik sendiri dengan bekam dan akupuntur sebagai salah satu alternatif
untuk pengobatan.
Midper
Bag Collection (MBC) pun menjadi tempat yang kami kunjungi selanjutnya setelah
melihat proses pembuatan wayang dan gendang yang ternyata sudah pernah menerima
order dari program Showimah, dan Opera Van Java. MBC memperoduksi berbagai
jenis tas yang sudah dipasarkan secara langsung ke Hongkong dan biasa menerima
order dari pasar Senen ataupun melalui media sosial. Midper Bag Collection juga
menerima pesanan tas sesuai dengan model yang diinginkan hanya saja minimal
pesanan satu produk itu 4 lusin, jadi untuk teman-teman yang ingin berbisnis
tas, MBC bisa dijadikan salah satu referensinya untuk dijadikan sebagai mitra.
MBC
menjadi salah satu mitra kampoeng bisnis Tegalwaru yang wajib dikunjungi, saat
ini MBC memproduksi 250 lusin/ pekan dengan memberdayakan 500 Kepala Keluarga
masyarakat Tegalwaru. Dan setiap kepalan keluarga itu mengahasilkan minimal 10
lusin. MBC pun pernah menjalin kerjasama dengan PT. CMS (Capriyani
Multinasional Sejahtera) dan Sophie Martin. Akan tetapi ternyata proses
pemberdayaan masyarakat itu tidak selalu mulus dan sesuai dengan harapan, saat
ini Bu Tatiek merasa harus memotivasi masyarakat Tegalwaru untuk semangat
melanjutkan pendidikan hingga ke tingkat perguruan tinggi, tidak terputus
sampai pendidikan menengah saja dan asyik dengan membuat tas, menghasilkan uang
dengan hasil keringat sendiri.
Sunggguh
apresiasi yang luar biasa untuk Bu Tatiek yang telah mengorbankan harta dan
tenaga untuk membangun Desa Tegalwaru hingga sekarang di kenal sebagai Kampoeng
Bisnis Tegalwaru, sebuah konsep pemberdayaan yang tidak hanya sebagai bentuk
program yang biasanya berlalu begitu saja. Akan tetapi terus berkesinambungan
dan menjadikan masyarakat berdaya dan sejahtera.
*Ketemu lagi di Kunjungan Tegalwaru selanjutnya,
Minggu 01 September 2013 sekaligus menerima motivasi dari Bpk. Zulfikar
Alimudin (Pendiri dan Ketua Dewan Pembina Yayasan Semangat membangun Indonesia
hebat) dan Bpk. Herman Budianto SE..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar