Pages

Senin, 11 Agustus 2014

Banten with Fam

Bismillah...
Mengisi waktu luang di hari pertama ngantor setelah berlibur lebaran. Speedy mati.. gag ada yang bisa dikerjakan, ya sudah curcol ajja.. Posting nya ntar kalau speedy nyala lagii

Menulis... Menjadi seorang penulis bukanlah profesi yang menjanjikan, apalagi untuk penulis pemula yang belum tahu apa ciri khas dari tulisannya, karakter tulisannya seperti apa, dan akan di bawa kemana tulisannya. Tapi buatku bukan itu, bukan sebuah materi yang ingin didapatkan, tapi hanya ingin belajar.. belajar dan belajar.. karena sebagai seorang muslim kewajiban untuk belajar itu tak ada batas sampai akhir hayat, dan tentunya Allah selalu bersama orang-orang yang mau berbagi.


Akhir-akhir ini Indonesia khususnya kaum ibu-ibu mengalami demam CHSI, Sinetron Catatan Hati Seorang Istri. Sinetron yang dibintangi oleh Dewi Sandra ini mampu menjadi tema obrolan istri-istri para ustadz saat halal bihalal di Pesantren -------, Bogor. Tapi semoga mereka semua benar-benar bisa mengambil hikmah dari sinetron ini, tidak mengabaikan kewajiban sebagai seorang istri, dan tetap patuh pada suami atau bahkan lebih menghargai keberadaan suaminya dan satu lagi semoga para ibu-ibu itu juga terinspirasi untuk gemar menulis dan mau jadi penulis.
Menulis itu asyik, sama asyiknya dengan traveling.. sama pentingnya dengan memasak. Tapi kadang menulis belum bisa menjadi kebutuhan seseorang, bahkan aku sendiri, masih terombang-ambing untuk bisa istiqomah menulis, ya walaupun kalau untuk menulis di status BBM, Twitter, Facebook, dan media sosial lainnya seperti sudah menjadi keharusan dengan catatan koneksi lancar. Hahah
Aku tak punya sesuatu yang bisa aku jadikan bahan menulis, aku hanya ingin menulis saja. Aku ingin menjadi Penulis. Aku suka traveling, aku suka mengunjungi tempat-tempat baru, aku suka bertemu teman baru, mempererat silaturahim dengan teman lama dan bergembira bersama-sama tentunya.

Alhamdulillah di liburan lebaran 1435 H kemarin bisa ber-wisata religi bersama keluarga ke Tanggerang – Banten. Bisa bersama-sama menikmati perjalanan lancar bersama keluarga, saudara, dan tetangga. Alhamdulillah
Perjalanan itu di mulai ketika lepas shalat subuh, kami sekeluarga langsung menuju meeting point di Masjid Al-Adzim, Cigombong-Bogor,  dan tepat pukul 05:45 bus sudah berangkat menuju Pulau Cangkir yang ada di daerah Tangerang. Perjalanan cukup lancar dan bersahabat. Hingga sekitar pukul 09:00 kita sudah menikmati udara yang berbeda, sedikit gersang karena berada di pesisir pantai, bau ikan asin pun menari-nari di sekitar hidung. Sampailah di sebuah terminal atau tepatnya tempat parkir bus, dan perjalanan dilanjutkan dengan mobil mini untuk bisa sampai ke pulau cangkir, karena jalan masih kurang bagus, alias masih tanah dan tidak lebar, tarif untuk bisa naik mobil ini 20.000/ orang PP dan satu mobil bisa diisi sampai 10 orang.
  View ketika perjalanan dalam mobil mini-Pulau Cangkir-

 Suasana di Pulau Cangkir

Ziarah di Maqom Pangeran Jaga Lautan

Sampai disana, yang saya cari adalah cangkirnya mana??karena beberapa kali browsing saya melihat patung cangkir bertengger disana, tapi sampai pulang darisana pun saya tidak menemukannya. Pulau cangkir tidak begitu besar, pasirnya pun hitam, tapi yang membuat banyak orang berwisata kesini karena konon di pulau ini salah satu orang soleh yang masih keturunan sultan Hasanudin di Banten sering bertapa disini, berdo’a dan menyepi disini. Di pulau cangkir ini juga terdapat makam yang di ziarahi oleh banyak orang, banyak orang yang mendo’akan dan berharap Allah mengabulkan setiap apa yang diminta.
Ada dua makam yang di ziarahi yang letaknya tidak begitu berjauhan dan hanya terhalangi oleh para penjual oleh-oleh yang bertengger di sekitar jalan menuju tempat satunya lagi. Selain itu juga  pengunjung banyak yang menikmati pantai, berenang, tapi menurut saya tak ada bagusnya sama sekali, air nya hitam mengkilap, di sekitar pantai langsung banyak bebatuan besar dan juga para penjual makanan yang memenuhi areal dengan sampah. Gag ada asyiknya... Coba saja kalau dikelola dengan rapi, kebersihannya dijaga, pastilah pulau ini akan sangat menyenangkan dan membuat pengunjung kembali lagi.

Bocah menikmati air laut -Pulau Cangkir-

Selesai ziarah, makan bersama dan shalat jum’at. Kita semua langsung bergegas untuk berwisata ke banten lama dan ke Sultan Maulana Yusuf. Perjalanan cukup jauh dan melelahkan terlebih banyak jalan yang kita temui itu kurang mulus. Hingga akhirnya kita bisa sampai ke Kesultanan Banten lama sekitar pukul 15:30, Kita langsung menikmati senja disana setelah sebelumnya shalat ashar dulu, berkeliling sejenak dan melakukan ziarah kembali hingga maghrib pun tiba. Usai magrib kita langsung makan malam di sekitar Banten lama yang mendekati tempat bus parkir. 1 mangkuk soto mampu menyegarkan dan nikmat sekali ketika di santap bersama. Dan harganya ternyata kisaran 25.000/ porsi. Mahal nian....

Pose di masjid Agung Banten
Suasana Ziarah di makam Sultan Maulana Yusuf
Sekitar pukul 19:00 langsung beranjak dari Kesultanan Banten lama dan menuju ke makam Sultan Maulana Yusuf yang jaraknya sekitar 2 Km dari Banten lama. Usai Isya dan ziarah disana, kita langsung beres-beres dan kembali ke Cigombong. Sekitar pukul 23:00 kita sampai. Alhamdulillah selamat dan sehat semua.

Wisata Banten Jum'at 01 Agustus 2014



Tidak ada komentar:

Posting Komentar