Pages

Selasa, 06 Mei 2014

Chunking Ibadah

Bismillah...

Allahumma Sholli Wassallim Wabaarik 'alaihi

Alhamdulillah, beberapa pekan ini selalu di kasih kesempatan untuk terus belajar, belajar dan belajar. Untuk sekedar mengingat dan mengingatkan, maka saya bertekad untuk sharing setiap mendapat materi baru dan belajar kembali pada media ini. Khususnya belajar menulis.

Chunking Ibadah

Sebuah istilah baru dalam kosakata kamus saya, Chunking ibadah itu melakukan aktivitas ibadah ketika sedang melakukan urusan dunia, tetapi berbeda dengan multi tasking yang melakukan dua aktivitas sekaligus. Chunking Ibadah merupakan bagian dari cara mengurangi dominasi dunia agar hidayah tidak terhalang setelah 1. Belajar melupakan dunia, khususnya saat beribadah, 2. Ketika terfikir dunia dalam shalat, pikirkan yang global saja dan jangan di-detailkan. Karena salah dua yang menjadi pengahalang hidayah itu adalah belum bertaubat dan masih dikuasai hawa nafsu.

Chunking Ibadah bisa dilakukan ketika
1. Fisik tidak bergerak, seperti ketika dokter menunggu pasien yang akan berobat, sang dokter bisa men-chunking aktivitas itu dengan tilawah, dzikir, dan ibadah lainnya.

2. Fisik bergerak tetapi tidak berfikir, Seperti ketika menyetir mobil dan dalam keadaan santai bisa dibarengi/ men-chunking dengan istigfar. Karena dengan beristigfar, selain kita akan di beri banyak rezeki juga bisa mendapatkan kekuatan.Seperti termaktub dalam Al-Qur’an Surat Huud:52

وَيَا قَوْمِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَىٰ قُوَّتِكُمْ وَلَا تَتَوَلَّوْا مُجْرِمِينَ
Dan (dia berkata): "Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa". 
Dengan Istigfar bertambah Rezeki
Dengan Istigfar di beri kekuatan
Dengan Istigfar di jaga dari perbuatan dosa
Istigfar bisa dilakukan ketika kita duduk, berdiri, ataupun berbaring.
3. Urusan dunia dengan niat ibadah, seperti kita membeli kebutuhan sehari-hari pada orang yang membutuhkan. Ketika kita melihat seorang pedagang yang sudah tua renta menjajakan pepaya dan pisangnya, kita bisa membelinya dengan niat sadaqah dan kebutuhan kita pun terpenuhi sekalipun harganya lebih mahal, karena niat kita sodaqoh.
Ataupun ketika kita berolah raga bisa diniatkan agar nanti ibadah shalatnya sempurna ketika badan kita sehat, atau seorang Ayah pergi bekerja untuk menafkahi anak dan istrinya yang tentunya sama dengan amalan sadaqah, ataupun seorang istri pergi ke salon muslimah untuk menjaga penampilan dengan niatan memberi yang terbaik untuk sang suami. Itu pun Ibadah
Tapi Ustadz Rofi yang kebetulan mengisi kajian kali ini menekankan untuk tidak menchunking ibadah dengan urusan dunia. Yang boleh kan urusan dunia di-chunking dengan ibadah. Jadi ketika kita melakukan tahajud agar hutang terbayar, atau melakukan dzuha agar rezeki dimurahkan dan dimudahkan, maka itu tidak disarankan, karena kata Ust. Rofi itu termasuk SyirkulAsrar(syirik tersembunyi). Pesannya jangan sampai dunia jadi motivasi untuk beribadah, tetaplah Allah yang jadi tujuan dalam setiap ibadah kita. Tutur Ustadz rofi
مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ
Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. 
أُولَٰئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا النَّارُ ۖ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan. 
Semua manusia berproses, semua manusia belajar dan Allah lah yang punya penilaian. Niat ibadah kita yang masih bercampur dengan  motivasi urusan dunia ataupun tidak, Allah lah yang memiliki penglihatan sempurna. Malah ketika dahulu masih mengkaji kitab kuning di pesantren Darul Ahkam, saya pernah mendengar bahwa ketika awalan kita beribadah karena punya motivasi ingin terlihat baik oleh orang lain “RIYA” itu tidak apa-apa, karena dengan sendirinya jika itu sudah menjadi kebiasaan maka IKHLAS pun akan di raih dan ridho Allah akan didapatkan.
Semoga kita selalu termasuk pada golongan orang-orang yang mencintai Allah, selalu melaksanakan apa yang sudah menjadi kewajiban kita selaku khalifah di bumi dan tentu terus belajar dan  memperbaiki diri.
Waallahu ‘alamu bishawab
Allahumma shalli wasallim wabaarik ‘alaihi




Tidak ada komentar:

Posting Komentar