Seorang Maha Guru sebut Bpk, Abdul Basith siang ini senin 24 Juni
2013 mengunjungi Yayasan Pengembangan Insan pertanian Indonesia (YAPIPI) yang
ada di Ciomas untuk memberi motivasi kepada peserta calon Agropreneur Indonesia
yang berasal dari seluruh Indonesia. Salah satu yang membekas di benak saya
adalah cerita mengenai teman beliau sewaktu di ITB sebut namanya Haryono yang
melewati masa kuliahnya dengan makan sate kambing.. mewah banget y…??siapa
bilang..
yang dimaksud makan sate kambing ala Haryono saat itu adalah beli nasi
di warteg plus minta kuahnya dan cari wartegnya yang deket dengan tukang sate
kambing.. jadi dech nasi sate kambing walau hanya baunya saja yang termakan.
Subhanallah… tapi bukan itu yang ingin
saya ceritakan saya ingin menceritakan bagaimana Bpk. Haryono berkawan dengan
teman-teman yang bermobil. Bukan karena beliau ingin berjalan kesana kemari
dengan gratisan tapi karena beliau ingin bertemu kedua orang tua mereka dan
belajar bagaimana BISA beliau menyekolahkan anaknya ke ITB dengan fasilitas
rumah dan mobil. Hal itu yang membawa Bpk. Haryono ke puncak kesuksesan dengan
beberapa perusahan dan kekayaan yang melimpah.
Tapi benarkah banyaknya perusahaan yang didirikan merupakan sebuah
kesuksesan..??? jawabannya belum tentu… suatu hari ketika beliau sedang
memimpin rapat pada salah satu perusahaannya yang ada di Singapura beliau
mendapat kabar dari istrinya bahwa ankanya sakit dan harus segera di operasi,
tapi beliau lebih memiliih untuk melanjutkan rapatnya daripada segera memenuhi
keinginan istrinya untuk bersama-sama membawa anaknya ke rumah sakit dan
menemaninya. PERTANYAANNYA, apakah Bpk. Haryono ini telah sukses di mata
anaknya..?? di mata istrinya..??? jawabannya,.. nothing..kurang lengkap… Sukses
tidak hanya dengan materi yang berlimpah saja.. tapi waktu juga.. hingga
akhirnya beliau memutuskan untuk menjual beberapa perusahaannya dan mengelola
beberapa perusahannya tapi operasional kantornya di rumah, di pantau dengan
fasilitas internet, sehingga apapun yang dibutuhkan anak dan istrinya, beliau
bisa memenuhinya… subhanallah
Jadi ketika sukses hanya berorientasi pada obsesi sendiri tanpa
berfikir orang disekitar itu tidaklah cukup, dan mungkin hanya kebahagiaan semu
yang didapatkan.
Menurut Bpk. Basith ini bahwa sukses itu ditinjau dari beberapa
aspek, 1)tuhan 2) keluarga 3) keuangan 4) fisik 5)mental 6)sosial. Semuanya memiliki
kapasitas 10 %. Sebagai contoh aspek sosial sampai pada target 10 % adalah
ketika ada seseorang yang meminta sumbangan sebanyak satu juta untuk pembangunan masjid dan kita
mampu mengeluarkan uang sebesar yang ia butuhkan maka 10 % di bidang sosial
sudah tercapai, akan tetapi ketika untuk pembangunan masjid itu membutuhkan
satu juta dan kita hanya menyumbang sepuluh ribu…maka jawabnnya kembalikan pada
diri sendiri…
To be continue..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar