Menuntut ilmu
selalu berhasil membuatku tertawa kembali, cerah kembali, fresh. Walaupun pekan ini yang di bahas adalah do’a
sebelum makan. DO’a yang lafalnya sudah ku hapal sejak SD atau bahkan mungkin
sejak umur 4 tahun-an. Tapi ilmu ini tidak membuatku berhenti atau sekedar
tidak memperhatikan. Aku tetap respect dan mengikuti. Dan akhirnya ini pun
membuatku tersadar
Teringat dengan
postingan terakhir di Facebook tentang kebanggaanku pada anak yang usianya 8
tahun menjadi anggota One day One Juz, seorang teman berceloteh”Seaharusnya
seperti itu, karena di usia sekarang 20-keatas itu waktunya untuk tafahum,
tadabur, dan intinya lebih pada pengamalan, bukan sekedar membaca”. Ini pun
menjadi tamparan buatku, Saya secara sadar nge-Odoj hanya sekadar membaca
sesuai dengan target dan tenggang waktu yang ditentukan, selebihnya hanya satu
atau dua ayat dari 1 juz yang saya coba pahami, pelajari kembali. Tapi niat ini
berlatih, niat ini mengkaji, niat ini membiasakan, niat ini menghabiskan sekian
menit untuk mengabdi sebagai abid Allah dan berharap pahala yang banyak dari
sekian ayat yang di baca. *Rabb, mudah2n sedikit banyaknya bisa mendapat hikmah
dan ridho-Mu. Aamiin... Semoga ke depannya bisa lebih baik, lebih faham, dan
digunakan.
Kembali pada do’a
makan yang akan di bahas pada kajian pagi tadi, do’a yang sudah di hapal sejak
umur 4 tahun-an tapi kadang lalai setiap akan melakukan. Seringkali hanya
lafadz bismillah saja yang keluar dari mulut ini setiap kali akan menyantap
hidangan. Mungkin ini salah satu kelemahan yang hapal do’a nya, tahu artinya,
tapi belum menguasai maknanya. Karena jika faham dan menguasai makna dari do’a
itu niscaya sayang seribu sayang jika dilewatkan membaca do’a tersebut, walau
sekali pun.
Alkisah ada dua jin
yang bercengkarama, jin yang satu biasa menggoda orang kafir ia berbadan gemuk,
dan yang satu jin berbadan kurus ia yang bertugas mendampingi orang mukmin.
Kenapa bisa demikain?? Karena orang kafir selalu memakan makanan yang disajikan
tanpa mengucap lafadz bismillah sehingga jin tersebut bisa ikut makan,
sementara orang mukmin selalu memulai makan dengan ucapan bismillah dan do’a
sehingga jin yang mendampinginya tidak bisa ikut menikmati makanannya.
Kita diharuskan
untuk memakan makanan yang halal dan baik. Tidak hanya baik makanannya, tapi
baik juga cara mendapatkannya. Seperti halnya harta, harus baik cara
mendapatkannnya dan digunakan untuk hal yang baik pula. Itulah keberkahan hidup
yang sesungguhnya. Bukan sekedar banyak, bukan sekedar tercukupi, tetapi dari
jalan mana kita bisa menggapainya.*Ngomong opo tho ya...
Do’a Sebelum makan
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيمَا رَزَقْتَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّار
(Ya Allah berkahilah
rizki yang telah Engaku berikan kepada kami dan jauhkanlah kami dari siksa
neraka)
Intisari dari do’a makan
1.
Meminta keberkahan
Berkah itu sesuatu yang membuat nyaman, membuat
tenang. Berkah itu merupakan sesuatu
yang di dapat dengan cara baik dan benar, dan ketika sesuatu itu telah di
dapat, itu bisa menjadikan lebih dekat dengan Sang Khalik.
Suatu waktu, Umu Salamah bertamu kepada
Rasulullah dan saat itu disajikan makanan yang lezat, dengan sigap Umu Salamah
mengambil semua makanan yang ada dan ketika itu Rasul hanya tersenyum saja.
Keesokan harinya barulah Rasul menasehati Umu Salamah mengenai adab makan, dan
itu menjadi nasihat yang paling di ingat Umu Salamah semasa hidupnya. Untuk itu
Rasul sangat tidak menganjurkan sekali untuk mengganggu orang yang sedang
makan. Adab lain adalah dianjurkan mengambil yang terdekat, mengucap bismillah,
dan menggunakan tangan kanan saja.
2.
Meminta dijauhkan dari api neraka
To Be Continued
Tidak ada komentar:
Posting Komentar