Bismillah...
Mengisi waktu luang di hari
pertama ngantor setelah berlibur lebaran. Speedy mati.. gag ada yang bisa
dikerjakan, ya sudah curcol ajja.. Posting nya ntar kalau speedy nyala lagii
Menulis... Menjadi seorang
penulis bukanlah profesi yang menjanjikan, apalagi untuk penulis pemula yang
belum tahu apa ciri khas dari tulisannya, karakter tulisannya seperti apa, dan
akan di bawa kemana tulisannya. Tapi buatku bukan itu, bukan sebuah materi yang
ingin didapatkan, tapi hanya ingin belajar.. belajar dan belajar.. karena
sebagai seorang muslim kewajiban untuk belajar itu tak ada batas sampai akhir
hayat, dan tentunya Allah selalu bersama orang-orang yang mau berbagi.
Akhir-akhir ini Indonesia khususnya
kaum ibu-ibu mengalami demam CHSI, Sinetron Catatan Hati Seorang Istri.
Sinetron yang dibintangi oleh Dewi Sandra ini mampu menjadi tema obrolan
istri-istri para ustadz saat halal bihalal di Pesantren -------, Bogor. Tapi
semoga mereka semua benar-benar bisa mengambil hikmah dari sinetron ini, tidak
mengabaikan kewajiban sebagai seorang istri, dan tetap patuh pada suami atau
bahkan lebih menghargai keberadaan suaminya dan satu lagi semoga para ibu-ibu
itu juga terinspirasi untuk gemar menulis dan mau jadi penulis.
Menulis itu asyik, sama
asyiknya dengan traveling.. sama pentingnya dengan memasak. Tapi kadang menulis
belum bisa menjadi kebutuhan seseorang, bahkan aku sendiri, masih
terombang-ambing untuk bisa istiqomah menulis, ya walaupun kalau untuk menulis
di status BBM, Twitter, Facebook, dan media sosial lainnya seperti sudah
menjadi keharusan dengan catatan koneksi lancar. Hahah
Aku tak punya sesuatu yang
bisa aku jadikan bahan menulis, aku hanya ingin menulis saja. Aku ingin
menjadi Penulis. Aku suka traveling, aku suka mengunjungi tempat-tempat baru,
aku suka bertemu teman baru, mempererat silaturahim dengan teman lama dan
bergembira bersama-sama tentunya.
Alhamdulillah di liburan
lebaran 1435 H kemarin bisa ber-wisata religi bersama keluarga ke Tanggerang –
Banten. Bisa bersama-sama menikmati perjalanan lancar bersama keluarga,
saudara, dan tetangga. Alhamdulillah
Perjalanan itu di mulai
ketika lepas shalat subuh, kami sekeluarga langsung menuju meeting point di
Masjid Al-Adzim, Cigombong-Bogor, dan
tepat pukul 05:45 bus sudah berangkat menuju Pulau Cangkir yang ada di daerah
Tangerang. Perjalanan cukup lancar dan bersahabat. Hingga sekitar pukul 09:00
kita sudah menikmati udara yang berbeda, sedikit gersang karena berada di
pesisir pantai, bau ikan asin pun menari-nari di sekitar hidung. Sampailah di
sebuah terminal atau tepatnya tempat parkir bus, dan perjalanan dilanjutkan
dengan mobil mini untuk bisa sampai ke pulau cangkir, karena jalan masih kurang
bagus, alias masih tanah dan tidak lebar, tarif untuk bisa naik mobil ini
20.000/ orang PP dan satu mobil bisa diisi sampai 10 orang.
View ketika perjalanan dalam mobil mini-Pulau Cangkir-
Suasana di Pulau Cangkir
Ziarah di Maqom Pangeran Jaga Lautan
Sampai disana, yang saya
cari adalah cangkirnya mana??karena beberapa kali browsing saya melihat patung
cangkir bertengger disana, tapi sampai pulang darisana pun saya tidak
menemukannya. Pulau cangkir tidak begitu besar, pasirnya pun hitam, tapi yang
membuat banyak orang berwisata kesini karena konon di pulau ini salah satu
orang soleh yang masih keturunan sultan Hasanudin di Banten sering bertapa
disini, berdo’a dan menyepi disini. Di pulau cangkir ini juga terdapat makam yang
di ziarahi oleh banyak orang, banyak orang yang mendo’akan dan berharap Allah
mengabulkan setiap apa yang diminta.
Ada dua makam yang di
ziarahi yang letaknya tidak begitu berjauhan dan hanya terhalangi oleh para
penjual oleh-oleh yang bertengger di sekitar jalan menuju tempat satunya lagi.
Selain itu juga pengunjung banyak yang
menikmati pantai, berenang, tapi menurut saya tak ada bagusnya sama sekali, air
nya hitam mengkilap, di sekitar pantai langsung banyak bebatuan besar dan juga
para penjual makanan yang memenuhi areal dengan sampah. Gag ada asyiknya...
Coba saja kalau dikelola dengan rapi, kebersihannya dijaga, pastilah pulau ini
akan sangat menyenangkan dan membuat pengunjung kembali lagi.
Bocah menikmati air laut -Pulau Cangkir-
Selesai ziarah, makan
bersama dan shalat jum’at. Kita semua langsung bergegas untuk berwisata ke
banten lama dan ke Sultan Maulana Yusuf. Perjalanan cukup jauh dan melelahkan
terlebih banyak jalan yang kita temui itu kurang mulus. Hingga akhirnya kita
bisa sampai ke Kesultanan Banten lama sekitar pukul 15:30, Kita langsung
menikmati senja disana setelah sebelumnya shalat ashar dulu, berkeliling
sejenak dan melakukan ziarah kembali hingga maghrib pun tiba. Usai magrib kita
langsung makan malam di sekitar Banten lama yang mendekati tempat bus parkir. 1
mangkuk soto mampu menyegarkan dan nikmat sekali ketika di santap bersama. Dan harganya
ternyata kisaran 25.000/ porsi. Mahal nian....
Pose di masjid Agung Banten
Suasana Ziarah di makam Sultan Maulana Yusuf
Sekitar pukul 19:00 langsung
beranjak dari Kesultanan Banten lama dan menuju ke makam Sultan Maulana Yusuf
yang jaraknya sekitar 2 Km dari Banten lama. Usai Isya dan ziarah disana, kita
langsung beres-beres dan kembali ke Cigombong. Sekitar pukul 23:00 kita sampai.
Alhamdulillah selamat dan sehat semua.
Wisata Banten Jum'at 01 Agustus 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar